A. Letak Geografis dan Sejarah awal Mesopotamia
Kata
Mesopotamia´ berasal dari bahasa Yunani yang berarti antaradua sungai´, yang
mana antara sungai Efrat dan Tigris. Daerah inimeliputi: membentang dari pantai
Teluk Persia membentang ke arah baratlaut, membentang sepanjang sungai Efrat
dan Tigris (perbandingan:meliputi Irak, sebagian kecil dari Iran, Suriah dan
Lebanon).
Mesopotamia merupakan salah satu peradaban tertua di
dunia. Letak Mesopotamia berada di wilayah perlembahan yang terletak di antara
dua sungai Tigris dan Eufrat. Hulu kedua sungai tersebut berasal dari dataran
tinggi yang bergunung-gunung di Asia Kecil yang mengalir ke arah tenggara
secara pararel menyisir hamparan terbuka. Hanya kurang dari dua ratus mil,
kedua sungai itu saling mendekat. Daerah yang dilalui kedua sungai itu pada
umumnya subur. Sebab daerah itu merupakan daerah yang berupa tanah hasil
endapan air yang dihasilkan dari sungai Tigris dan Eufrat. Hal ini menyebabkan
rakyat disekitar sungai Tigris dan Eufrat hidup makmur dan sejahtera. Kesuburan
dan kemakmuran itu membuat iri hati pada bangsa-bangsa lain yang tinggal di
tepi-tepi lembah sungai. Timbullah serbuan-serbuan dari luar yang ingin
memperebutkan air irigasi dan tanah yang baik. Bangsa yang mencapai peradaban
yang layak pertama kali itu di lembah sungai Efrat dan Tigris menamai dirinya
bangsa Sumeria. Adapun penduduk asli di situ ditakhlukkan menjadi budak yang
kemudian dikawini pula. Bangsa Sumeria dating dari gurun dan pegunungan di luar
Mesopotamia.
Mereka tentunya mula-mula adalah
para peternak yang hidup sebagai nomad. Datang pula kesitu bangsa Semit untuk
kemudian bercampur dengan bangsa Sumeria. Sebelum sampai ke lembah Eufrat dan
Tigris bangsa Semit sudah mengenal dasar-dasar kehidupan politik dan ekonomi
pertanian.
Sejarah Mesopotamia diawali dengan tumbuhnya sebuah
peradaban, yang diyakini sebagai pusat peradaban tertua di dunia, oleh bangsa
Sumeria. Bangsa Sumeria membangun beberapa kota kuno yang terkenal, yaitu Ur,
Ereck, Kish, dll. Kehadiran seorang tokoh imperialistik dari bangsa lain yg
juga mendiami kawasan Mesopotamia, bangsa Akkadia, dipimpin Sargon Agung, ternyata
melakukan sebuah penaklukan politis, tapi bukan penaklukan kultural. Bahkan
dalam berbagai hal budaya Sumer dan Akkad berakulturasi, sehingga era
kepemimpinan ini sering disebut Jilid Sumer-Akkad. Campur tangan Sumer tidak
dapat diremehkan begitu saja, pada saat Akkad terdesak oleh bangsa Gutti,
bangsa Sumer-lah yg mendukung Akkad, sehingga mereka masih dapat berkuasa di
"tanah antara dua sungai" itu.
B.
Sistem Kepercayaan
Kepercayaan bangsa Sumeria bersifat Polytheisme. Mereka percaya dan menyembah
banyak dewa. Salah satu dewa utama adalah Marduk. Selain itu ada dewa-dewa yang
menguasai alam, yang mereka sembah yakni Enlil (Dewa bumi), Ea (Dewa air), Anu
(Dewa langit), Sin (Dewa bulan), Samas (Dewa matahari) dan
Ereskigal(Dewakematian). Kepercayaan bangsa Sumeria ini terus berkembang dan
dianut oleh masyarakat yang tinggal di daerah Mesopotamia.
C. Sistem Pemerintahan
Kerajaan-kerajaan
yang pernah berkuasa di Mesopotamia antara lain sebagai berikut.
1. Kerajaan
Sumeria (3500 SM)
Bangsa
Sumeria adalah bangsa yang merintis peradaban Mesopotamia. Bangsa ini berkuasa
sekitar tahun 3500 SM. Mereka berasal dari daerah di sekitar Teluk Persia.
Bangsa ini menganut kepercayaan politeisme atau mempercayai adanya banyak dewa.
Dewa-dewa tersebut, antara lain, Uruk (Dewa Langit), Nippur (Dewa Bumi), dan
Eridu (Dewa Air). Tempat untuk memuja para dewa tersebut adalah ziggurat.
Bangsa Sumeria juga sudah mengenal tulisan, yaitu tulisan paku. Kebudayaan
bangsa Sumeria akhirnya berakhir setelah pada tahun 2350 SM diserang oleh
bangsa Akkad di bawah pimpinan Sargon.
Bangsa Akkad adalah rumpun bangsa Semit.
2. Kerajaan
Akkad (2300 SM)
Bangsa
Akkad termasuk rumpun bangsa Semit yang berasal dari daerah padang pasir.
Mereka bergerak dari daerah yang terletak di sebelah utara daerah Mesopotamia.
Di bawah pimpinan Sargon, pasukan bangsa Akkad semakin bertambah kuat dan
melakukan serangan serta berhasil menduduki daerah Mesopotamia dengan
mengalahkan Kerajaan Sumeria.
Dengan
kemenangan tersebut bangsa Akkad tidak lagi menjadi bangsa pengembara. Mereka
mulai hidup menetap di daerah Mesopotamia. Walaupun bangsa Akkad berhasil
memenangkan perang tersebut, tetapi mereka mengambil dan meniru kebudayaan
bangsa Sumeria. Bahkan mereka berintegrasi dengan penduduk yang ditaklukkannya.
Bangsa
Akkad memuja banyak dewa, dan juga memiliki cerita-cerita dongeng tentang
kepahlawanan, seperti cerita tentang Adopa, Etana, dan Gilgamesh.
3. Kerajaan
Babylonia Lama (1850 SM)
Kota
Babylonia dibangun oleh bangsa Amori di bawah pimpinan Sumuabum. Letak Kota Babylonia dekat dengan Kota Kish. Bangsa
Amori tampil sebagai penguasa baru di Mesopotamia. Raja yang terkenal dari
Kerajaan Babylonia (Lama) ini adalah Hammurabi
(1750 SM). Raja Hammurabi terkenal dengan hukumnya, yaitu Hukum Hammurabi.
Pada
masa pemerintahan Hammurabi, kekuasaan Babylonia terbentang dari Teluk Persia
sampai seberang wilayah Turki sekarang dan dari Pegunungan Zagros di timur
sampai Sungai Khabur di Siria. Tetapi, sepeninggal Hammurabi wilayah Babylonia
terpecah-balah dan akhirnya Babylonia (Lama) runtuh karena serangan dari bangsa
Hitti (Hittit). Selanjutnya Mesopotamia diduduki dan diperintah oleh bangsa
Kassi (Kassit).
4. Kerajaan
Assyria (Assur)
Bangsa
Assyria memenangkan peperangan atas bangsa-bangsa tersebut di atas dan menguasai
daerah Mesopotamia. Bangsa Assyria juga ingin menguasai laut untuk melindungi
perdagangan. lJpaya tersebut baru berhasil sekitar tahun 750 SM. Raja-raja yang
pernah berkuasa di Kerajaan Assyria, dan antaranya Raja Sargon I I, Raja
Sennacherib, dan Raja Assurbanipal.
Lambat
laun Kerajaan Assyria semakin lemah. Hal ini diketahui oleh bangsa Chaldea yang
berkembang di daerah Mesopotamia Selatan (bekas kekuasaan Kerajaan Babylonia
Lama). Bangsa ini menyerang Kerajaan Assyria. Pada tahun 612 SM, Ibu Kota
Niniveh berhasil dikuasai sehingga mengakibatkan runtuhnya Kerajaan Assyria.
5. Kerajaan
Babylonia (Baru) atau Chaldea
Setelah
berhasil merebut bangsa Assyria pada tahun 612 SM, bangsa Chaldea di bawah
pimpinan Raja Nabopalassar
membangun kembali Kerajaan Babylonia (atau disebut juga dengan Babylonia Baru).
Raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Babylonia Baru di antaranya Raja
Nabopalassar, Raja Nebokadnezar, Raja Nebonidas, dan Raja Belshazzar. Kerajaan
Babylonia Baru runtuh akibat serangan dari bangsa Persia pada tahun 539 SM.
Faktor-faktor kemajuan
Peradaban Mesopotamia
1. Undang-undang Hammurabi
Berteraskan hak rakyat terhadap keadilan.
Hukuman dan denda mestilah setimpal dengan kesalahan tetapi berbeda
mengikut susunan lapis masyarakat.
Terdapat 282 undang-undang dipahat pada tembok dan tiang besar untuk
ratapan masyarakat
Mewujudkan perpaduan.
Mengukuhkan sistem organisasi dalam kehidupan masyarakat.
Membantu peradaban Mesopotamia bertahan untuk jangka masa yang panjang.
2. Kewujudan Sistem Tulisan
Sistem pendidikan telah melahirkan juru tulis.
Epik Gilgamesh merupakan hasil kesusasteraan yang tertua di dunia serta
mengandungi falsafah dan cara hidup orang Mesopotamia.
3. Perkembangan ilmu astronomi
Perkembangan ilmu matematik dan geometri
Menggunakan jalan laut
Mencipta kalender berasaskan sistem solar yang mengandungi 12 bulan dalam
satu tahun
4. Perkembangan ilmu perubatan
Kerajaan Assyria mementingkan kesihatan anggota tenteranya
500 jenis 0bat-0batan termasuk herbal dan ramuan perobatan, serta cara
mengobati
5. Penciptaan roda
Kereta kuda
Menciptakan kincir air, mengalirkan air ke kawasan tandus dan
meningkatkan hasil pertanian serta dapat mengawal banjir
6. Alat pengangkutan yang terawal
Menggunakan kapal layar dan pengangkutan beroda
7. Membuat batu-bata daripada tanah liat
8. Mencipta arca dan tiang batu
D. Runtuhnya Mesopotamia
Runtuhnya mesopotamia akibat
kerajaan babilonia baru diserang oleh bangsa media dan persia pada tahun 539 SM
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar