Senin, 10 Oktober 2016

Makalah Karya Tulis Ilmiah Kelompok 4 semester 1A PGSD kampus B Unila 2016



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Manusia adalah mahluk rasional yang diberkati dengan rasa ingin tahu. Keingintahuan manusia ini sudah dapat disaksikan sejak masa kanak-kanak dan akan terus berkembang mengikuti tahapan-tahapan perkembangan jiwa orang tersebut. Hasrat ingin tahu ini akan terpuaskan bila sudah memperoleh pengetahuan mengenai apa yang dipertanyakan. Namun, setelah itu manusia cenderung lebih ingin tahu lagi. Begitu seterusnya. Untuk mendukung dan menyalurkan keingintahuannya, maka manusia akan cenderung mengadakan penelitian.
Dalam melakukan penelitian seseorang akan mengerti, memahami dan memperoleh sesuatu yang ingin diketahui, apabila telah mencoba dan melakukan penelitian tersebut dari awal hingga akhir suatu penelitian. Namun, jika baru mengikuti sepotong-sepotong seperti mengumpulkan data, menganalisa, menyusun laporan  dan sebagian lainnya, belum akan mampu mengaplikasikan penelitian secara utuh dan menyeluruh sebagaimana layaknya suatu penelitian.
Dari gambaran diatas terasa bagaimana rumitnya bagi seseorang yang ingin melakukan penelitian untuk memenuhi keingintahuannya. Sedangkan, melakukan penelitian bagi mahasiswa adalah suatu kewajiban untuk mendapatkan ijazah kesajarnaan. Apalagi jika mereka hanya diberikan mata kuliah metodologi penelitian satu atau dua semester saja, ini sangatlah tidak efektif untuk mencapai kesempurnaan.                                                                                                                 Sebuah penelitian memang sukar dilakukan oleh setiap orang, karena untuk dapat melakukannya memerlukan ketrampilan menurut akademis-akademis yang baku, dan membutuhkan waktu untuk mempelajarinya. Kadang juga disebabkan terbatasnya sarana dan fasilitas penelitian.


Dari awal penelitian, seorang peneliti sudah mengalami kesukaran dalam menentukan topik dan masalah penelitian. Masalah penelitian yang layak diteliti sebenarnya banyak sekali dan tidak terbatas jumlahnya, yang sulit dilakukan adalah tidak semua peneliti memiliki sensitivitas untuk mengidentifikasikan topik dan masalah penelitian dan menentukan batasan topik penelitian tersebut. Demikian juga dalam penentuan judul, masih banyak peneliti muda yang sulit dalam menentukan judul penelitiannya. Dan selanjutnya akan menemukan kesukaran-kesukaran lainnya sampai akhirnya berhasil ditemukan suatu penemuan sehingga layak disebut penelitian.
       Menyimak latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk menulis makalah dengan judul “Pemilihan Topik Dan Masalah , Pembatasan Topik Serta Penentuan Judul guna membantu pembaca untuk memahami tentang pemilihan topik dan masalah penelitian serta  pembatasan topik dan penentuan judul yang baik sehingga proses penelitian dapat berjalan dengan sempurna.

1.2   Rumusan Masalah                                               
        Dari analisa pada latar belakang masalah, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah:
         1.  Bagaimana topik penelitian yang baik?
         2.  Mengapa seorang peneliti sering salah dalam memilih topik penelitian?
         3. Darimanakah seorang peneliti menemukan ide dalam memilih topik
              penelitian?
         4.  Adakah contoh topik penelitian yang bisa diteliti di masyarakat?
         5.  Bagaimana ciri-ciri masalah penelitian yang baik?
         6. Darimanakah seorang peneliti menemukan ide dalam memilih masalah
              penelitian?
         7. Mengapa seorang peneliti sering salah dalam memilih masalah
               penelitian?
         8.  Adakah contoh masalah yang bisa diteliti di masyarakat?
       9. Mengapa pembatasan topik perlu dilakukan ?
       10. Bagaimana cara membatasi topik yang baik?
       11. Bagaimana kriteria judul yang baik dan benar?
       12. Bagaimanakah contoh judul yang baik?

1.3   Tujuan
        Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
        1.  Untuk memperoleh gambaran mengenai topik penelitian yang baik.
        2. Untuk mengkaji kesalahan­-kesalahan yang umumnya dihadapi dalam
             pemilihan topik dan masalah penelitian.
        3. Untuk mengetahui sumber-sumber pemilihan topik dan masalah
              penelitian.
        4.  Untuk memahami kriteria masalah penelitian yang baik.
        5.   Untuk mengkaji manfaat pembatasan topik penelitian.
        6.   Untuk mengkaji cara membatasi sebuah topik penelitian.
        7.   Untuk memahami kriteria judul karya tulis ilmiah yang baik.







1.4   Manfaat
        Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
        1. Memperluas wawasan dan pandangan mahasiswa/i terhadap kriteria
             pemilihan topik dan masalah penelitian serta judul karya tulis ilmiah yang
             baik.
         2. Memperluas wawasan dan pandangan mahasiswa/i tentang kesalahan­-
              kesalahan yang umumnya dihadapi dalam pemilihan topik dan masalah
              penelitian.
         3. Mahasiswa dapat mengetahui akan pentingnya pembatasan topik
               penelitian.
         4.  Mahasiswa dapat melakukan pembatasan suatu topik penelitian.
         5. Mahasiswa dapat memberikan contoh topik dan masalah penelitian serta
             judul karya tulis ilmiah yang baik dan benar
    










BAB 2
PEMBAHASAN

2.1  Pemilihan Topik  Penelitian dan Contohnya
       Topik merupakan pokok permasalahan dari suatu penelitian atau tema pokok permasalahan. Penetapan topik dalam penelitian sangat penting karena topik lebih menonjolkan inti persoalan dan dapat menegaskan batasan masalah yang dapat membantu mengarahkan dalam menentukan judul. (Kun Maryati, 2013)
       Menurut Maryati dan Suryawati (2013: 210), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan topik yang baik yaitu sebagai berikut:
         1) Topik harus ditulis dengan kalimat pernyataan bukan kalimat pertanyaan.
        2) Topik harus jelas, singkat dan tepat.
        3) Topik harus berisi variabel-variabel yang akan diteliti
         4) Topik harus dapat menggambarkan keeluruhan isi dari kegiatan penelitian
       Menurut Maryati dan Suryawati (2013: 211), Dalam menentukan topik penelitian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut :
       1) Topik Penelitian harus sesuai dengan minat peneliti
            Topik Penelitian yang sesuai dengan minat peneliti akan menumbuhkan
            semangat dan gairah tersendiri  bagi peneliti saat melakukan penelitian.
            Topik yang menarik namun tidak sesuai dengan minat peneliti akan
            memberikan hasil yang kurang memuaskan.




       2)  Topik yang dipilih haruslah topik yang bisa diteliti oleh peneliti
            Artinya, peneliti mempunyai kemampuan melakukan penelitian tersebut.
            Ditinjau dari sudut si peneliti, ada empat pertimbangan untuk
            menentukan dapat dilaksanakan atau tidak suatu penelitian, yaitu:
           (a) Peneliti mempunyai kemampuan untuk meneliti masalah itu. Artinya,
                 peneliti menguasai teori yang melatarbelakangi masalah dan metode
                 pemecahannya.
           (b) Peneliti mempunyai waktu yang cukup untuk melakukan penelitian
           (c) Peneliti mempunyai tenaga untuk melaksanakan penelitian. Artinya
                 Peneliti mempunyai fisik yang kuat untuk merencanakan, menyusun
                 dan mengumpulkan data
            (d) Peneliti mempunyai dana cukup untuk membiayai kegiatan penelitian.
       3)  Data cukup tersedia
            Artinya, data dilapangan cukup tersedia dan mudah diperoleh, sehingga
            peneliti dimudahkan dalam pembuatan laporan.
       4)  Topik memiliki kegunaan praktis, bermanfaat dan penting untuk diteliti.
             Hasil penelitian diharapkan dapat berguna untuk dirinya, masyarakat,
             serta ilmu pengetahuan. Peneliti harus memilih masalah yang belum
             diteliti atau melanjutkan penelitian yang sudah pernah dilakukan orang
             lain. Dengan demikian, peneliti akan mendapat sesuatu yang baru dari
             hasil penelitian tersebut.





        Dikutip dari (Fatonah Akbarini, 2013), Kesulitan–kesulitan yang umumnya di hadapi dalam pemilihan topik adalah:
       1) Sering kali ide muncul dalam benak peneliti dan peneliti
              manganggap topik  yang terbayangkan tersebut sangat mungkin
              diteliti. Namun ternyata bahan kajian tersebut telah diteliti oleh
              peneliti terdahulu. Apabila demikian peneliti dapat melakukan
              replikasi untuk topik tersebut dan kajian yang  terdahulu  dapat
              kita  jadikan referensi pertama untuk mengetahui apakah kajian
              pada masa lalu masih relevan untuk saat ini.
       2) Dalam memilih topik sering kali peneliti tidak bisa membedakan
              secara jelas antara topik dan judul penelitian. Hal ini akan
              menyulitkan karena “Judul”  ternyata sangat luas jangkauannya.
       3) Masalah untuk mencari sumber–sumber referensi yang sebetulnya
              banyak tersedia di perpustakaan atau sumber lainnya karena tidak
              memahami bagaimana menggunakan perpustakaan sebagai sumber
              informasi yang sangat penting. Kenyataan ini terlihat dari miskinnya
              referensi yang diajukan dalam proposal penelitian.
       4)  Lemahnya penguasaan bahasa asing (khususnya bahasa inggris)

       Dalam melakukan penelitian seorang peneliti biasanya mendapatkan Sumber untuk memperoleh topik penelitian antara lain dari sumber teori maupun dari pengalaman para praktisi yang keduanya memiliki perbedaan  yang sangat kontras. Dari sumber teori berarti menggunakan pendekatan dedukatif, sebaliknya dari pengalaman praktipis menggunakan pendekatan induktif (Fatonah Akbarini, 2013).

    1)    Sumber teori
                Referensi teori akan sangat berguna dalam perancangan penelitian
          dalam pembuatan tesis (skripsi).Teori akan memberikan wawasan yang luas
         dalam menentukan tema/judul penelitian. (Fatonah Akbarini, 2013).

                Kadang – kadang kita menemukan ternyata uraian dalam suatu buku
            berbeda dengan buku lainnya. Berdasarkan hal ini kita dapat memperoleh
            intirasi yang sangat berharga dari buku – buku tersebut karena dalam
            suatu buku diungkapkan bagaimana bentuk teori. Demikian banyaknya
            teori yang dikemukakan dalam berbagai buku.menjadikan kita bertanya
            “teori yang mana yang benar?” Dari hal ini kemudian muncul pernyataan
            bahwa peneliti di mulai dengan pertanyaan kritis (gugatan) mengenai
            sesuatu hal.Teori sebenarnya mengandung kemungkinan untuk di gugat
            dengan munculnya teori baru, sehingga kebenarannya bersifat relatif .
            Memang demikian hakekat ilmu pengetahuan yang selalu berkembang dan
            selalu berubah (Fatonah Akbarini, 2013).

            2)    Sumber pengalaman praktisi
                 Dari kalangan praktisi akan muncul persoalan–persoalan praktisi yang
            pada dasarnya membutuhkan pengkajian ulang. Sering kali para praktisi
            menemukan masalah-masalah dalam praktik yang kadang kala sulit
            mencari pemecahannya serta sulit mencari landasan teorinya. Para praktisi
            membutuhkan bantuan para ahli untuk mencarikan jalan keluar
            permasalahannya tersebut. Dari hal ini topik penelitian muncul.Topik yang
            dipilih harus berbeda dalam jangkauan kita. Tersedia cukup bahan–bahan
            atau data yang di perlukan untuk membahas topik–topik cukup penting
            untuk diselidiki dan cukup menarik minat untuk di selidiki dan dibahas
            (Fatonah Akbarini, 2013).
           
            3)    Lapangan tempat bekerja
                 Tempat-tempat dimana peneliti bekerja merupakan sumber ide yang
            baik, peneliti dapat melihat secara langsung  mengalami dan bertanya pada
            banyak orang dalam pekerjaaannya (Fatonah Akbarini, 2013).

                  4)       Laporan hasil penelitian
                          Laporan hasil penelitian merupakan salah satu sumber referensi
            seorang peneliti dalam menentukan topik yang akan diteliti.
                  5)      Sumber yang berasal dari bidang pengetahuan lain
                          Salah satu sumber referensi seorang peneliti menentukan topik adalah dengan mengkaji bidang pengetahuan lain .
       
          Contoh topik penelitian adalah :
           a)  Fenomena tawuran remaja
            b)  Komunikasi antar dua budaya.

2.2  Pemilihan Masalah Penelitian dan Contoh
       Menentukan masalah penelitian memang bukan hal yang mudah apalagi dilakukan oleh peneliti muda. Masalah penelitian yang layak diteliti sebenarnya banyak sekali dan tidak terbatas jumlahnya, yang sulit dilakukan adalah tidak semua peneliti memiliki sensitivitas untuk mengidentifikasikan masalah penelitian. Sebenarnya masalah yang layak diteliti utamanya harus dirumuskan dengan statement yang jelas dan tidak mendua arti, yang bisa dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, tergantung pada metode penelitian yang hendak dilakukan.
       Menurut Kerlinger (1973). Whitney (1969),dan Trelease (1958)
ciri – ciri masalah yang baik adalah sebagai berikut :
1)    Masalah yang dipilih harus memiliki nilai penelitian.
                         Kriteria masalah yang mempunyai nilai penelitian antara lain :
       a)  Masalah harus memiliki nilai keaslian
            Masalah yang dipilih harus mengenai hal–hal yang terkini dan baru.
       Masalah harus mempunyai nilai ilmiah atau aplikasi ilmiah.

       b)  Masalah harus menyatakan suatu hubungan
            Masalah harus menyatakan suatu hubungan antara dua atau lebih
       variable sebagai konsekuensinya. Maka rumusan masalah akan berbentuk
       pertanyaan seperti : Apakah X berhubungan dengan Y ? Bagaimana X dan
       Y  berhubungan dengan C? Bagaimana A berhubungan dengan B dibawah
       kondisi C dan D? Masalah yang lebih nyata misalnya : Apakah konflik
       menambah atau mengurangi efisiensi organisasi? Masalah harus padat
       definitif,dan dapat dinyatakan dalam beberapa hipotensi alternatif. Masalah
       dapat saja mengenai hubungan antara fenomena–fenomena alam atau
       mengenai kondisi–kondisi yang mengontrol fakta–fakta yang diamati.
       Selanjutnya pemecahan masalah tersebut dapat digunakan sebagai dasar
        untuk mengetahui dan megontrol fenomena – fenomena yang sedang diteliti.
       c)  Masalah harus merupakan hal yang penting
             Masalah yang dipilih harus mempunyai arti dan nilai baik dalam bidang
        ilmunya sendiri maupun dalam bidang aflikasi untuk penelitian terapan.
        Masalah harus di tunjukan terutama untuk memperoleh fakta kesimpulan
        dalam suatu bidang tertentu.
        d)  Masalah harus dapat di uji
              Masalah harus dapat di uji kebenarannya. Dengan perlakuan–
        perlakuan serta data dan fasilitas yang ada.Masalah–masalah yang di pilih
        harus sedemikian rupa sehingga memberikan implikasi untuk kemungkinan
        pengujian secara empiris. Hal ini berarti bahwa bukan saja hubungan
        hubungan yang harus dinyatakan secara jelas., namun juga harus
        mengandung pengertian bahwa hubungan–hubungan tersebut harus
        dinyatakan dalam variabel–variabel yang dapat di ukur.

2)    Masalah yang di pilih memiliki fisibilitas.
      Masalah yang dipilih harus mempunyai fisibilitas artinya masalah tersebut 
harus dapat di pecahkan, ini berarti :

       a)  Data serta metode untuk memecahkan masalah harus tersedia.
            Masalah yang di pilih harus mempunyai metode untuk memecahkanya dan
       harus ada data untuk menunjang pemecahan. Data untuk menunjang masalah
       harus pula mempunyai kebenaran yang setandar dan dapat di terangkan.

        b)  Peralatan (eguipment) dan kondisi harus mengijinkan
              Masalah yang di pilih harus sesuai dengan alat yang tersedia untuk
        control kondisi atau pun untuk mencatat ketepatan peralatan yang dimiliki.
        Alat yang paling penting dalam memecahkan masalah adalah pikiran (the
        mind of man
)

        c) Biaya untuk memecahkan masalah, sacara relative harus dalam
             batasan kemampuan dan biaya serta hasil juga harus seimbang.
              Biaya untuk memecahkan masalah harus selalu dipikirkan dalam memilih
          masalah. Jika pemecahan masalah diluar jangkauan biaya, maka masalah
          yang ingin di pilih tidak fisibel sama sekali. Masalah yang di pilih
          janganlah sekali-kali dikaitkan untuk kepentingan sendiri, dalam arti untuk
          memperoleh keuntungan pribadi.

         d)  Administrasi dan seponsor harus kuat
               Masalah yang dimiliki harus mempunyai sponsor serta administrasi yang
         kuat.Lebih–lebih bagi peneliti mahasiswa. Masalah yang di pilih harus di
         perkuat dengan adviser,pembimbing, atau pun tenaga ahli yang sesuai
         dengan bidangnya.
 
          e) Tidak bertentangan dengan hukum dan adat.
             Masalah yang di pilih harus tidak bertentangan dengan adat istiadat,
          hukum yang berlaku maupun kebiasaan. Pilihlah masalah yang tidak
          menimbulkan kebencian orang lain.Pertentang fisik maupun itikad untuk
          menjaga kesinambungan profesianalisme dalam meneliti.

3)    Masalah yang di pilih harus sesuai dengan kualifikasi peneliti.
       Dalam hal ini masalah yang di pilih sekurang–kurangnya harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
  a)  Menarik bagi si peneliti
            Masalah yang dipilih harus menarik keingintahuan peneliti dan memberi
        harapan kepada peneliti untuk menemukan jawaban atau pun menemukan
        masalah lain yang lebih penting dan yang lebih menarik.

   b)  Harus sesuai dengan kualifikasi
             Sukar mudahnya masalah yang ingin di pecahkan harus sesuai dengan
         derajat ilmiah (Derajat daya nalar), sensitivitas terhadap data serta
         kemampuan yang dimiliki peneliti dalam menghasilkan orisinalitas.
 
          Dikutip dari (Fatonah Akbarini, 2013), beberapa macam sumber penalitian  mungkin dapat membantu para peneliti    memperoleh masalah yang layak dijadikan bahan untuk diteliti.  Sumber- sumber untuk memperoleh masalah  tersebut antara lain :

         1)  Pengamatan terhadap kegiatan manusia
              Hal ini misalnya: Seorang ahli ilmu jiwa,dapat menemukan
         masalah ketika ia melihat tingkah laku pekerja pabrik melakukan kegiatan
         mereka dalam pabrik,seorang ahli ekonomi pertanian dapat menemukan
         masalah ketika ia melihat cara petani bersahaja mengerjakan serta
         menyimpan hasil usaha pertaniannya 


   2)  Pengamatan terhadap alam sekeliling
             Peneliti–peneliti ilmu natura seringkali memperoleh masalah dari
         alam  Sekelilingnya. Misalnya seorang ahli bidang banyak memperoleh
         masalah ketika ia mengamati cakrawala.

               3)  Bacaan
              Bacaan–bacaan dapat dijadikan sumber dari masalah yang dipilih untuk
         di teliti, lebih–lebih jika bacaan tersebut merupakan karya ilmiah
         maupun makalah, maka banyak sekali rekomendasi didalamnya yang
         memerlukan penelitian lebih lanjut.

         4)  Ulangan serta perluasan penelitian
              Masalah juga di peroleh dengan mengulang percobaan–percobaan yang
         pernah dilakukan,dimana percobaan yang telah di kerjakan tersebut
         memuaskan, peluasan analisa maupun metode dan teknik
         dengan eguipment yang lebih modern akan membuat masalah dapat
         dipecahkan secara lebih memuaskan, Misalnya penemuan penisilin oleh
         Feleming pada tahun 1929 telah terhenti beberapa lama. Sampai kemudian
         Florey meneliti kembali sifat–sifat penesilin sebagai alat penyembuh
         penyakit.

              5)  Cabang studi yang telah di kembangkan
               Kadang kala masalah ditemukan bukan dari bidang studi itu sendiri,
          tetapi dari cabang yang timbul kemudian, yang mula–mula dipikirkan
          tidak penting sifatnya. Misalnya Pasteur peneliti penyakit kolera dengan
          menyuntik ayam–ayam percobaan dengan mikroba kolera, pada suatu hari
          ia kehabisan ayam–ayam yang sehat ia kemudian terpaksa menggunakan
          ayam–ayam yang pernah terkena kolera. Ternyata ayam-ayam tersebut
          tidak mati akibat suntikan mikroba kolera. Dari percobaan ini iya tertarik
          akan ketahanan ayam–ayam tersebut, dan menemukan masalah yang
          mendorongnya meneliti tentang prinsip–prinsip kekebalan atau imunisasi.

               6)  Catatan dan pengalaman pribadi

              7)  Praktik serta keinginan masyarakat
               Praktik–praktik tersebut dapat merupakan pertanyaan–pertanyaan
         pemimpin, otorita ilmu pengetahuan baik bersifat lokal, daerah, maupun
         nasional.

               8)  Pelajaran yang sedang di ikuti
              Pelajaran yang sedang di ikuti (missal diskusi kelas, hubungan antara
          dosen dan mahasiswa, pengaruh stef senior serta ajarannya) dapat
          merupakan sumber masalah bagi mahasiwa yang ingin membuat karya tulis
          ilmiah .

              9)  Diskusi–diskusi ilmiah
              Dalam diskusi tersebut, seseorang dapat menangkap banyak anlisis- 
         analisis ilmiah serta argumentasi-argumentasi profesional yang dapat
         menjurus pada suatu permasalahan baru.

            Dikutip dari (Fatonah Akbarini, 2013), membuat masalah penelitian merupakan hal yang cukup sulit antara lain karena :
1)      Tidak semua masalah di lapangan dapat di uji secara empiris.
Tidak ada pengetahuan atau tidak di ketahui sumber atau tempat
mencari masalah–masalah.
2)      Kadang kala peneliti di hadapkan pada banyak sekali masalah penelitian dan  peneliti tidak dapat memilih masalah mana yang lebih baik untuk di pecahkan.
3)      Adakalanya masalah cukup menarik tetapi data yang di perlukan untuk
memecahkan masalah tersebut sukar diperoleh.
4)      Peneliti tidak tahu kegunaan sepesifik yang ada di kepalanya dalam
memilih masalah.

            Secara fungsional masalah penelitian mempunyai arti penting bagi para peneliti, Masalah penelitian dapat digunakan sebagai pedoman dilapangan. Oleh karena itu masalah penelitian harus memenuhi karakteristik penelitian diantaranya: masalah dapat diteliti, mempunyai manfaat teoritis maupun manfaat praktis,dapat diukur, sesuai dengan kemampuan peneliti. (Fatonah Akbarini, 2013)
             Dikutip dari (Fatonah Akbarini, 2013) ,beberapa karakteristik tersebut, antara lain:
1.      Masalah dapat diteliti. 
Suatu masalah dikatakan dapat diteliti atau researchable, apabila   masalah tersebut bisa diungkapkan melalui tindakan koleksi data dan kemudian dianalisis. Melalui beberapa pertanyaan, wawancara, melakukan observasi langsung ke lapangan,
melakukan studi kepustakaan, menyebarkan angket kepada responden terkait.           
2.      Mempunyai kontribusi signifikan. 
Masalah penelitian harus bermanfaat bagi peneliti yang bersangkutan maupun  bagi masyarakat umum.Manfaat teoritis yang berkaitan erat dengan perkembangan ilmu pengetahuan, manfaat praktis yang langsung dapat digunakan oleh masyakat umum.
3.      Dapat didukung dengan data empiris.
Masalah bisa diukur secara kuantitatif maupun empiris, ukuran empiris    berdasarkan fakta dan konstruk suatu fenomena. Penelitian kuantitatif lebih   diukur pada suatu variabel yang harus didasarkan pada hukum yang positif.
4.      Sesuai dengan Kemampuan dan Keinginan Peneliti.
Kemampuan dan keinginan peneliti mempunyai peranan penting dalam  mendukung terselesaikannya penelitian. Karena penelitian adalah kegiatan yang menyangkut  kemampuan. Kemampuan tanpa adanya keinginan maka mungkin saja proses penelitian berlarut-larut dan akhirnya merugikan peneliti itu sendiri.

       Contoh masalah penelitian adalah :
       1) Pergaulan yang buruk dalam geng 
       2) konflik budaya di masyarakat

2.3  Pembatasan Topik Penelitian
      Seorang penulis harus membatasi topik yang akan digarapnya. Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan terbatas atau sangat khusus untuk digarap, sehingga tulisannya dapat terfokus.
      Dikutip dari (Sianturi, 2012), pembatasan topik sekurang-kurangnya akan membantu peneliti dalam beberapa hal:
  1. Pembatasan memungkinkan peneliti untuk meneliti dengan penuh keyakinan dan kepercayaan, karena topik itu benar-benar diketahuinya.
  2. Pembatasan dan penyempitan topik akan memungkinkan peneliti untuk mengadakan penelitian yang lebih intensif mengenai masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis akan lebih mudah memilih hal-hal yang akan dikembangkan.
      Dikutip dari (Sianturi, 2012), cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai berikut:
  1. Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
  2. Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
  3. Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
  4. Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
  5. Lakukan secara berulang sampai diperoleh sebuah topik yang sangat khusus dan cukup sempit.

2.4  Penentuan Judul dan Contohnya
       Dikutip dari (wardana, 2015) bahwa bagi pembaca judul akan dianggap mewakili bobot sebuah hasil penelitian yang akan ditulis, bahkan merupakan gambaran mutu tulisan yang akan ditulis. Secara umum, kriteria judul yang baik adalah:
  1. Topik yang diteliti mengandung masalah yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit. Lebih baik kalau topik yang diajukan lebih spesifik, menarik, dan aktual secara akademik dan secara praktis.
  2. Belum banyak diteliti orang lain. Kalaupun sudah ada penelitian lain, studi ini mengambil sisi lain, sisi tertentu, yang selama ini tidak memperoleh perhatian.
  3. Diungkapkan dalam kalimat yang simpel, tetapi mampu menunjukkan dengan jelas independent variabel dan dependent variabel-nya.
  Judul setidaknya memperhatikan dua hal, yaitu kesesuaian judul dengan isi penelitian dan pemilihan kata-kata dalam judul. Lalu apakah yang dimaksud dengan kesesuaian judul dengan isi penelitian? Kesesuaian isi dengan judul maksudnya, kemampuan memelihara agar judul dalam karya tulis tetap sesuai dengan isinya dan tidak menyimpang. Sedangkan yang dimaksud dengan Pemilihan kata-kata dalam judul artinya, judul harus ilmiah, logis, dan menggunakan bahasa Indonesia yang benar (nurayni, 2012).
Judul dalam karya ilmiah, cukup satu kalimat saja. Biasanya merupakan sebuah kalimat positif, jarang sekali menggunakan kalimat tanya atau negatif, meskipun ini sah-sah saja. Persoalannya, dalam banyak buku metode penelitian, dikatakan seperti itu (nurayni, 2012).

Judul harus singkat, padat dan jelas. Judul yang bertele-tele akan membingungkan pembaca. Namun disisi lain, untuk mendapatkan judul sebuah penelitian haruslah ada permasalahan-permasalahan yang sesuai dengan bidang yang akan diteliti tersebut. Untuk itu perlu dilakukan penyaringan terhadap permasalahan-permasalahan yang muncul (nurayni, 2012).
Contoh judul yang baik diantaranya:
1) Pengaruh Pergaulan Dalam Geng Terhadap Keterlibatan Pelajar Dalam
           Tawuran
2) Sebuah Kajian Komunikasi Budaya Terhadap Penyelesaian Konflik di
           Kabupaten Manggarai.


















BAB 3
PENUTUP
3.1   Kesimpulan
        Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam menentukan masalah dan topik penelitian serta judul karya tulis ilmiah  tidak akan sulit dilakukan jika peneliti lebih memahami kriteria pemilihan topik dan masalah penelitian serta penentuan judul karya tulis ilmiah yang baik dan benar.Terlebih lagi apabila peneliti mengetahui sumber-sumber ide yang dapat  digunakan untuk mencari topik dan masalah penelitian .
       Sumber-sumber ide yang dapat digunakan untuk mencari topik penelitian  adalah: sumber teori, pengalaman praktisi, lapangan tempat bekerja, laporan penelitian dan sumber lain diluar bidang pendidikan. Sedangkan sumber-sumber yang digunakan untuk dapat membantu para peneliti memperoleh masalah yang layak dijadikan bahan untuk diteliti yaitu dengan pengamatan terhadap kegiatan manusia, pengamatan terhadap alam sekeliling, menganalisis bacaan-bacaan seperti karya ilmiah, dan  menganalisis catatan serta pengalaman pribadi.
        Faktor lain yang menunjang mudahnya penelitian dilakukan adalah dengan pembatasan topik penelitian, sebab dengan dilakukannya pembatasan topik penelitian memungkinkan peneliti untuk meneliti dengan penuh keyakinan dan kepercayaan diri yang kuat , karena topik itu benar-benar diketahuinya sehingga tulisannya dapat terfokus dan peneliti akan lebih mudah memilih hal-hal yang akan dikembangkan.

3.2  Saran
      Setelah penulis membuat seluruh isi dari makalah ini penulis bermaksud memberi sedikit saran kepada pembaca yaitu:
       1. Dalam menentukan masalah dan topik penelitian yang terpenting
             tidak mendua arti sehingga tidak membingungkan peneliti.
        2.  Dalam melakukan penelitian jangan menetukan masalah yang sulit diukur
             dan dianalisis, masalah harus memiliki landasan teori yang ada.
        3.  Peneliti harus memiliki sensitivitas untuk mengidentifikasikan topik dan
             masalah penelitian serta pembatasan topik penelitian yang baik dan benar
        4.   Masalah yang diteliti sebaiknya sesuai dengan keinginan dan kemampuan
              peneliti, jangan menentukan masalah terlalu luas dan diluar jangkauan
              peneliti itu sendiri.
         5. Judul yang ditentukan oleh peneliti sebaiknya harus sesuai dengan
              kriteria yang baik dan benar.









                                                                                                              




DAFTAR PUSTAKA
Ayunitami, V. D. (2013, juni). Cara Membuat Judul Karya Ilmiah . Dipetik   09 oktober,
     
2016, dari  vionadewiayunitami: http://vionadewiayunitami.blogspot.co.id/2013/06
     
/cara-membuat-judul-karya ilmiah-ilmiah.html
Fatonah Akbarini, M. (2013, Januari 23). PEMBAHASAN TOPIK DAN MASALAH
     PENELITIAN
. Dipetik 08 Oktober, 2016,dari FATONAH:http://fatonahakbarini.blogspot
    .co.id/2013/01/pembahasan-topik-dan-masalah-penelitian.html
Kun Maryati, J. S. (2013). Sosiologi Antropologi. Jakarta: esis.
nurayni, e. ( 2012, April 27). cara memilih judul penelitian. dipetik  09 oktober, 2016, dari
    
perpustakaanindonesia:http://perpustakaanindonesia-online.blogspot.co.id/2012
     
/04/strategi-pengajaran.html
Sianturi, H. (2012, maret 15). PEMBATAS TOPIK,JUDUL,TOPIK & SYARAT-SYARATNYA.
      Dipetik 08 oktober, 2016, dari hotben23:https://hotben23.wordpress.com/2012
      /03/15/pembatas-topikjudultopik-syarat-syaratnya/
wardana, w. (2015, November 18). RENCANA PENULISAN KARYA ILMIAH. Dipetik
       08 oktober, 2016, dari dino-al-depoky: http://dino-al-depoky.blogspot.co.id
       /2015/11/rencana-penulisan-karya-ilmiah.html?m=1



Tidak ada komentar:

Posting Komentar