BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah mahluk rasional yang
diberkati dengan rasa ingin tahu. Keingintahuan manusia ini sudah dapat
disaksikan sejak masa kanak-kanak dan akan terus berkembang mengikuti
tahapan-tahapan perkembangan jiwa orang tersebut. Hasrat ingin tahu ini akan
terpuaskan bila sudah memperoleh pengetahuan mengenai apa yang dipertanyakan.
Namun, setelah itu manusia cenderung lebih ingin tahu lagi. Begitu seterusnya.
Untuk mendukung dan menyalurkan keingintahuannya, maka manusia akan cenderung
mengadakan penelitian.
Dalam melakukan penelitian seseorang
akan mengerti, memahami dan memperoleh sesuatu yang ingin diketahui, apabila
telah mencoba dan melakukan penelitian tersebut dari awal hingga akhir suatu
penelitian. Namun, jika baru mengikuti sepotong-sepotong seperti mengumpulkan
data, menganalisa, menyusun laporan dan sebagian lainnya, belum akan
mampu mengaplikasikan penelitian secara utuh dan menyeluruh sebagaimana
layaknya suatu penelitian.
Dari gambaran diatas terasa bagaimana
rumitnya bagi seseorang yang ingin melakukan penelitian untuk memenuhi
keingintahuannya. Sedangkan, melakukan penelitian bagi mahasiswa adalah suatu
kewajiban untuk mendapatkan ijazah kesajarnaan. Apalagi jika mereka hanya
diberikan mata kuliah metodologi penelitian satu atau dua semester saja, ini
sangatlah tidak efektif untuk mencapai kesempurnaan.
Sebuah penelitian memang sukar
dilakukan oleh setiap orang, karena untuk dapat melakukannya memerlukan
ketrampilan menurut akademis-akademis yang baku, dan membutuhkan waktu untuk
mempelajarinya. Kadang juga disebabkan terbatasnya sarana dan fasilitas
penelitian.
Dari awal penelitian, seorang
peneliti sudah mengalami kesukaran dalam menentukan topik dan
masalah penelitian. Masalah penelitian yang layak diteliti
sebenarnya banyak sekali dan tidak terbatas jumlahnya, yang sulit
dilakukan adalah tidak semua peneliti memiliki sensitivitas untuk mengidentifikasikan
topik dan masalah penelitian dan menentukan batasan topik penelitian
tersebut. Demikian juga dalam penentuan judul, masih banyak peneliti muda yang
sulit dalam menentukan judul penelitiannya. Dan selanjutnya akan menemukan
kesukaran-kesukaran lainnya sampai akhirnya berhasil ditemukan suatu penemuan
sehingga layak disebut penelitian.
Menyimak latar belakang diatas, maka
penulis tertarik untuk menulis makalah dengan judul “Pemilihan Topik Dan Masalah , Pembatasan Topik Serta
Penentuan Judul” guna
membantu pembaca untuk memahami tentang pemilihan topik dan masalah penelitian
serta pembatasan topik dan penentuan
judul yang baik sehingga proses penelitian dapat berjalan dengan sempurna.
1.2 Rumusan Masalah
Dari analisa pada latar belakang masalah, maka
rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Bagaimana topik penelitian yang baik?
2. Mengapa seorang peneliti sering salah dalam
memilih topik penelitian?
3. Darimanakah seorang peneliti menemukan
ide dalam memilih topik
penelitian?
penelitian?
4. Adakah contoh topik penelitian yang bisa
diteliti di masyarakat?
5.
Bagaimana ciri-ciri masalah penelitian yang baik?
6. Darimanakah seorang peneliti
menemukan ide dalam memilih masalah
penelitian?
penelitian?
7. Mengapa seorang peneliti sering
salah dalam memilih masalah
penelitian?
penelitian?
8.
Adakah contoh masalah yang bisa diteliti di masyarakat?
9.
Mengapa pembatasan topik perlu dilakukan ?
10. Bagaimana cara membatasi topik yang
baik?
11. Bagaimana kriteria judul yang baik
dan benar?
12. Bagaimanakah contoh judul yang baik?
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh gambaran mengenai topik
penelitian yang baik.
2. Untuk mengkaji kesalahan-kesalahan yang
umumnya dihadapi dalam
pemilihan topik dan masalah penelitian.
pemilihan topik dan masalah penelitian.
3. Untuk mengetahui sumber-sumber
pemilihan topik dan masalah
penelitian.
penelitian.
4.
Untuk memahami kriteria masalah penelitian yang baik.
5.
Untuk mengkaji manfaat pembatasan topik penelitian.
6.
Untuk mengkaji cara membatasi sebuah topik penelitian.
7.
Untuk memahami kriteria judul karya tulis ilmiah yang baik.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memperluas wawasan dan pandangan
mahasiswa/i terhadap kriteria
pemilihan topik dan masalah penelitian serta judul karya tulis ilmiah yang
baik.
pemilihan topik dan masalah penelitian serta judul karya tulis ilmiah yang
baik.
2. Memperluas wawasan dan pandangan
mahasiswa/i tentang kesalahan-
kesalahan yang umumnya dihadapi dalam pemilihan topik dan masalah
penelitian.
kesalahan yang umumnya dihadapi dalam pemilihan topik dan masalah
penelitian.
3. Mahasiswa dapat mengetahui akan
pentingnya pembatasan topik
penelitian.
penelitian.
4. Mahasiswa dapat melakukan pembatasan suatu
topik penelitian.
5. Mahasiswa dapat memberikan contoh
topik dan masalah penelitian serta
judul karya tulis ilmiah yang baik dan benar
judul karya tulis ilmiah yang baik dan benar
BAB 2
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Pemilihan Topik Penelitian dan Contohnya
Topik merupakan pokok permasalahan dari
suatu penelitian atau tema pokok permasalahan. Penetapan topik dalam penelitian
sangat penting karena topik lebih menonjolkan inti persoalan dan dapat
menegaskan batasan masalah yang dapat membantu mengarahkan dalam menentukan
judul. (Kun Maryati, 2013)
Menurut Maryati dan Suryawati (2013:
210), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan topik yang baik yaitu
sebagai berikut:
1) Topik harus ditulis dengan kalimat
pernyataan bukan kalimat pertanyaan.
2) Topik harus jelas, singkat dan
tepat.
3)
Topik harus berisi variabel-variabel yang akan diteliti
4) Topik harus dapat menggambarkan
keeluruhan isi dari kegiatan penelitian
Menurut Maryati dan Suryawati (2013:
211), Dalam menentukan topik penelitian, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan antara lain sebagai berikut :
1) Topik Penelitian harus sesuai dengan
minat peneliti
Topik Penelitian yang sesuai dengan
minat peneliti akan menumbuhkan
semangat dan gairah tersendiri bagi peneliti saat melakukan penelitian.
Topik yang menarik namun tidak sesuai dengan minat peneliti akan
memberikan hasil yang kurang memuaskan.
semangat dan gairah tersendiri bagi peneliti saat melakukan penelitian.
Topik yang menarik namun tidak sesuai dengan minat peneliti akan
memberikan hasil yang kurang memuaskan.
2)
Topik yang dipilih haruslah topik yang bisa diteliti oleh peneliti
Artinya, peneliti mempunyai
kemampuan melakukan penelitian tersebut.
Ditinjau dari sudut si peneliti, ada empat pertimbangan untuk
menentukan dapat dilaksanakan atau tidak suatu penelitian, yaitu:
Ditinjau dari sudut si peneliti, ada empat pertimbangan untuk
menentukan dapat dilaksanakan atau tidak suatu penelitian, yaitu:
(a) Peneliti mempunyai kemampuan
untuk meneliti masalah itu. Artinya,
peneliti menguasai teori yang melatarbelakangi masalah dan metode
pemecahannya.
peneliti menguasai teori yang melatarbelakangi masalah dan metode
pemecahannya.
(b) Peneliti mempunyai waktu yang cukup untuk
melakukan penelitian
(c) Peneliti mempunyai tenaga untuk
melaksanakan penelitian. Artinya
Peneliti mempunyai fisik yang kuat untuk merencanakan, menyusun
dan mengumpulkan data
Peneliti mempunyai fisik yang kuat untuk merencanakan, menyusun
dan mengumpulkan data
(d) Peneliti mempunyai dana cukup
untuk membiayai kegiatan penelitian.
3)
Data cukup tersedia
Artinya, data dilapangan cukup
tersedia dan mudah diperoleh, sehingga
peneliti dimudahkan dalam pembuatan laporan.
peneliti dimudahkan dalam pembuatan laporan.
4)
Topik memiliki kegunaan praktis, bermanfaat dan penting untuk diteliti.
Hasil penelitian diharapkan dapat
berguna untuk dirinya, masyarakat,
serta ilmu pengetahuan. Peneliti harus memilih masalah yang belum
diteliti atau melanjutkan penelitian yang sudah pernah dilakukan orang
lain. Dengan demikian, peneliti akan mendapat sesuatu yang baru dari
hasil penelitian tersebut.
serta ilmu pengetahuan. Peneliti harus memilih masalah yang belum
diteliti atau melanjutkan penelitian yang sudah pernah dilakukan orang
lain. Dengan demikian, peneliti akan mendapat sesuatu yang baru dari
hasil penelitian tersebut.
Dikutip
dari (Fatonah Akbarini, 2013), Kesulitan–kesulitan
yang umumnya di hadapi dalam pemilihan topik adalah:
1) Sering
kali ide muncul dalam benak peneliti dan peneliti
manganggap topik yang terbayangkan tersebut sangat mungkin
diteliti. Namun ternyata bahan kajian tersebut telah diteliti oleh
peneliti terdahulu. Apabila demikian peneliti dapat melakukan
replikasi untuk topik tersebut dan kajian yang terdahulu dapat
kita jadikan referensi pertama untuk mengetahui apakah kajian
pada masa lalu masih relevan untuk saat ini.
manganggap topik yang terbayangkan tersebut sangat mungkin
diteliti. Namun ternyata bahan kajian tersebut telah diteliti oleh
peneliti terdahulu. Apabila demikian peneliti dapat melakukan
replikasi untuk topik tersebut dan kajian yang terdahulu dapat
kita jadikan referensi pertama untuk mengetahui apakah kajian
pada masa lalu masih relevan untuk saat ini.
2) Dalam
memilih topik sering kali peneliti tidak bisa membedakan
secara jelas antara topik dan judul penelitian. Hal ini akan
menyulitkan karena “Judul” ternyata sangat luas jangkauannya.
secara jelas antara topik dan judul penelitian. Hal ini akan
menyulitkan karena “Judul” ternyata sangat luas jangkauannya.
3) Masalah
untuk mencari sumber–sumber referensi yang sebetulnya
banyak tersedia di perpustakaan atau sumber lainnya karena tidak
memahami bagaimana menggunakan perpustakaan sebagai sumber
informasi yang sangat penting. Kenyataan ini terlihat dari miskinnya
referensi yang diajukan dalam proposal penelitian.
banyak tersedia di perpustakaan atau sumber lainnya karena tidak
memahami bagaimana menggunakan perpustakaan sebagai sumber
informasi yang sangat penting. Kenyataan ini terlihat dari miskinnya
referensi yang diajukan dalam proposal penelitian.
4) Lemahnya penguasaan bahasa asing (khususnya
bahasa inggris)
Dalam
melakukan penelitian seorang peneliti biasanya mendapatkan Sumber untuk
memperoleh topik penelitian antara lain dari sumber teori maupun dari
pengalaman para praktisi yang keduanya memiliki perbedaan yang
sangat kontras. Dari sumber teori berarti menggunakan pendekatan
dedukatif, sebaliknya dari pengalaman praktipis
menggunakan pendekatan induktif (Fatonah
Akbarini, 2013).
1) Sumber teori
Referensi teori akan sangat berguna dalam
perancangan penelitian
dalam pembuatan tesis (skripsi).Teori akan memberikan wawasan yang luas
dalam menentukan tema/judul penelitian. (Fatonah Akbarini, 2013).
dalam pembuatan tesis (skripsi).Teori akan memberikan wawasan yang luas
dalam menentukan tema/judul penelitian. (Fatonah Akbarini, 2013).
Kadang – kadang kita menemukan ternyata
uraian dalam suatu buku
berbeda dengan buku lainnya. Berdasarkan hal ini kita dapat memperoleh
intirasi yang sangat berharga dari buku – buku tersebut karena dalam
suatu buku diungkapkan bagaimana bentuk teori. Demikian banyaknya
teori yang dikemukakan dalam berbagai buku.menjadikan kita bertanya
“teori yang mana yang benar?” Dari hal ini kemudian muncul pernyataan
bahwa peneliti di mulai dengan pertanyaan kritis (gugatan) mengenai
sesuatu hal.Teori sebenarnya mengandung kemungkinan untuk di gugat
dengan munculnya teori baru, sehingga kebenarannya bersifat relatif .
Memang demikian hakekat ilmu pengetahuan yang selalu berkembang dan
selalu berubah (Fatonah Akbarini, 2013).
berbeda dengan buku lainnya. Berdasarkan hal ini kita dapat memperoleh
intirasi yang sangat berharga dari buku – buku tersebut karena dalam
suatu buku diungkapkan bagaimana bentuk teori. Demikian banyaknya
teori yang dikemukakan dalam berbagai buku.menjadikan kita bertanya
“teori yang mana yang benar?” Dari hal ini kemudian muncul pernyataan
bahwa peneliti di mulai dengan pertanyaan kritis (gugatan) mengenai
sesuatu hal.Teori sebenarnya mengandung kemungkinan untuk di gugat
dengan munculnya teori baru, sehingga kebenarannya bersifat relatif .
Memang demikian hakekat ilmu pengetahuan yang selalu berkembang dan
selalu berubah (Fatonah Akbarini, 2013).
2) Sumber
pengalaman praktisi
Dari kalangan praktisi akan muncul persoalan–persoalan
praktisi yang
pada dasarnya membutuhkan pengkajian ulang. Sering kali para praktisi
menemukan masalah-masalah dalam praktik yang kadang kala sulit
mencari pemecahannya serta sulit mencari landasan teorinya. Para praktisi
membutuhkan bantuan para ahli untuk mencarikan jalan keluar
permasalahannya tersebut. Dari hal ini topik penelitian muncul.Topik yang
dipilih harus berbeda dalam jangkauan kita. Tersedia cukup bahan–bahan
atau data yang di perlukan untuk membahas topik–topik cukup penting
untuk diselidiki dan cukup menarik minat untuk di selidiki dan dibahas
pada dasarnya membutuhkan pengkajian ulang. Sering kali para praktisi
menemukan masalah-masalah dalam praktik yang kadang kala sulit
mencari pemecahannya serta sulit mencari landasan teorinya. Para praktisi
membutuhkan bantuan para ahli untuk mencarikan jalan keluar
permasalahannya tersebut. Dari hal ini topik penelitian muncul.Topik yang
dipilih harus berbeda dalam jangkauan kita. Tersedia cukup bahan–bahan
atau data yang di perlukan untuk membahas topik–topik cukup penting
untuk diselidiki dan cukup menarik minat untuk di selidiki dan dibahas
(Fatonah Akbarini, 2013).
3) Lapangan
tempat bekerja
Tempat-tempat dimana peneliti bekerja
merupakan sumber ide yang
baik, peneliti dapat melihat secara langsung mengalami dan bertanya pada
banyak orang dalam pekerjaaannya (Fatonah Akbarini, 2013).
baik, peneliti dapat melihat secara langsung mengalami dan bertanya pada
banyak orang dalam pekerjaaannya (Fatonah Akbarini, 2013).
4) Laporan
hasil penelitian
Laporan hasil penelitian merupakan
salah satu sumber referensi
seorang peneliti dalam menentukan topik yang akan diteliti.
seorang peneliti dalam menentukan topik yang akan diteliti.
5) Sumber
yang berasal dari bidang pengetahuan lain
Salah satu sumber referensi seorang
peneliti menentukan topik adalah
dengan mengkaji bidang pengetahuan lain .
Contoh topik penelitian adalah :
a) Fenomena tawuran remaja
b)
Komunikasi antar dua budaya.
2.2 Pemilihan Masalah Penelitian dan Contoh
Menentukan masalah penelitian memang bukan hal yang mudah
apalagi dilakukan oleh peneliti muda. Masalah penelitian yang layak
diteliti sebenarnya banyak sekali dan tidak terbatas jumlahnya, yang sulit
dilakukan adalah tidak semua peneliti memiliki sensitivitas untuk
mengidentifikasikan masalah penelitian. Sebenarnya masalah yang layak
diteliti utamanya harus dirumuskan dengan statement yang jelas
dan tidak mendua arti, yang bisa dirumuskan dalam bentuk pertanyaan,
tergantung pada metode penelitian yang hendak dilakukan.
Menurut
Kerlinger (1973). Whitney (1969),dan Trelease (1958)
ciri – ciri masalah yang baik adalah sebagai berikut :
1) Masalah yang dipilih harus
memiliki nilai penelitian.
Kriteria masalah yang mempunyai nilai penelitian
antara lain :
a)
Masalah harus memiliki nilai keaslian
Masalah
yang dipilih harus mengenai hal–hal yang terkini dan baru.
Masalah harus mempunyai nilai ilmiah atau aplikasi ilmiah.
Masalah harus mempunyai nilai ilmiah atau aplikasi ilmiah.
b) Masalah
harus menyatakan suatu hubungan
Masalah harus menyatakan suatu
hubungan antara dua atau lebih
variable sebagai konsekuensinya. Maka rumusan masalah akan berbentuk
pertanyaan seperti : Apakah X berhubungan dengan Y ? Bagaimana X dan
Y berhubungan dengan C? Bagaimana A berhubungan dengan B dibawah
kondisi C dan D? Masalah yang lebih nyata misalnya : Apakah konflik
menambah atau mengurangi efisiensi organisasi? Masalah harus padat
definitif,dan dapat dinyatakan dalam beberapa hipotensi alternatif. Masalah
variable sebagai konsekuensinya. Maka rumusan masalah akan berbentuk
pertanyaan seperti : Apakah X berhubungan dengan Y ? Bagaimana X dan
Y berhubungan dengan C? Bagaimana A berhubungan dengan B dibawah
kondisi C dan D? Masalah yang lebih nyata misalnya : Apakah konflik
menambah atau mengurangi efisiensi organisasi? Masalah harus padat
definitif,dan dapat dinyatakan dalam beberapa hipotensi alternatif. Masalah
dapat saja mengenai hubungan antara
fenomena–fenomena alam atau
mengenai kondisi–kondisi yang mengontrol fakta–fakta yang diamati.
Selanjutnya pemecahan masalah tersebut dapat digunakan sebagai dasar
untuk mengetahui dan megontrol fenomena – fenomena yang sedang diteliti.
mengenai kondisi–kondisi yang mengontrol fakta–fakta yang diamati.
Selanjutnya pemecahan masalah tersebut dapat digunakan sebagai dasar
untuk mengetahui dan megontrol fenomena – fenomena yang sedang diteliti.
c) Masalah harus merupakan hal yang penting
Masalah
yang dipilih harus mempunyai arti dan nilai baik dalam bidang
ilmunya sendiri maupun dalam bidang aflikasi untuk penelitian terapan.
Masalah harus di tunjukan terutama untuk memperoleh fakta kesimpulan
dalam suatu bidang tertentu.
ilmunya sendiri maupun dalam bidang aflikasi untuk penelitian terapan.
Masalah harus di tunjukan terutama untuk memperoleh fakta kesimpulan
dalam suatu bidang tertentu.
d) Masalah harus dapat di uji
Masalah harus dapat di uji kebenarannya.
Dengan perlakuan–
perlakuan serta data dan fasilitas yang ada.Masalah–masalah yang di pilih
harus sedemikian rupa sehingga memberikan implikasi untuk kemungkinan
pengujian secara empiris. Hal ini berarti bahwa bukan saja hubungan
hubungan yang harus dinyatakan secara jelas., namun juga harus
mengandung pengertian bahwa hubungan–hubungan tersebut harus
dinyatakan dalam variabel–variabel yang dapat di ukur.
perlakuan serta data dan fasilitas yang ada.Masalah–masalah yang di pilih
harus sedemikian rupa sehingga memberikan implikasi untuk kemungkinan
pengujian secara empiris. Hal ini berarti bahwa bukan saja hubungan
hubungan yang harus dinyatakan secara jelas., namun juga harus
mengandung pengertian bahwa hubungan–hubungan tersebut harus
dinyatakan dalam variabel–variabel yang dapat di ukur.
2) Masalah yang di pilih
memiliki fisibilitas.
Masalah
yang dipilih harus mempunyai fisibilitas artinya masalah tersebut
harus dapat di pecahkan, ini berarti :
a)
Data serta metode untuk memecahkan masalah harus tersedia.
Masalah
yang di pilih harus mempunyai metode untuk memecahkanya dan
harus ada data untuk menunjang pemecahan. Data untuk menunjang masalah
harus pula mempunyai kebenaran yang setandar dan dapat di terangkan.
harus ada data untuk menunjang pemecahan. Data untuk menunjang masalah
harus pula mempunyai kebenaran yang setandar dan dapat di terangkan.
b) Peralatan (eguipment) dan kondisi harus mengijinkan
Masalah yang di pilih harus sesuai dengan
alat yang tersedia untuk
control kondisi atau pun untuk mencatat ketepatan peralatan yang dimiliki.
Alat yang paling penting dalam memecahkan masalah adalah pikiran (the
mind of man)
control kondisi atau pun untuk mencatat ketepatan peralatan yang dimiliki.
Alat yang paling penting dalam memecahkan masalah adalah pikiran (the
mind of man)
c) Biaya untuk memecahkan masalah, sacara
relative harus dalam
batasan kemampuan dan biaya serta hasil juga harus seimbang.
batasan kemampuan dan biaya serta hasil juga harus seimbang.
Biaya
untuk memecahkan masalah harus selalu dipikirkan dalam memilih
masalah. Jika pemecahan masalah diluar jangkauan biaya, maka masalah
yang ingin di pilih tidak fisibel sama sekali. Masalah yang di pilih
janganlah sekali-kali dikaitkan untuk kepentingan sendiri, dalam arti untuk
masalah. Jika pemecahan masalah diluar jangkauan biaya, maka masalah
yang ingin di pilih tidak fisibel sama sekali. Masalah yang di pilih
janganlah sekali-kali dikaitkan untuk kepentingan sendiri, dalam arti untuk
memperoleh
keuntungan pribadi.
d) Administrasi
dan seponsor harus kuat
Masalah
yang dimiliki harus mempunyai sponsor serta administrasi yang
kuat.Lebih–lebih bagi peneliti mahasiswa. Masalah yang di pilih harus di
perkuat dengan adviser,pembimbing, atau pun tenaga ahli yang sesuai
dengan bidangnya.
kuat.Lebih–lebih bagi peneliti mahasiswa. Masalah yang di pilih harus di
perkuat dengan adviser,pembimbing, atau pun tenaga ahli yang sesuai
dengan bidangnya.
e) Tidak bertentangan dengan hukum
dan adat.
Masalah
yang di pilih harus tidak bertentangan dengan adat istiadat,
hukum yang berlaku maupun kebiasaan. Pilihlah masalah yang tidak
menimbulkan kebencian orang lain.Pertentang fisik maupun itikad untuk
menjaga kesinambungan profesianalisme dalam meneliti.
hukum yang berlaku maupun kebiasaan. Pilihlah masalah yang tidak
menimbulkan kebencian orang lain.Pertentang fisik maupun itikad untuk
menjaga kesinambungan profesianalisme dalam meneliti.
3) Masalah
yang di pilih harus sesuai dengan kualifikasi peneliti.
Dalam hal
ini masalah yang di pilih sekurang–kurangnya harus memenuhi kriteria sebagai
berikut :
a) Menarik bagi si peneliti
Masalah
yang dipilih harus menarik keingintahuan peneliti dan memberi
harapan kepada peneliti untuk menemukan jawaban atau pun menemukan
masalah lain yang lebih penting dan yang lebih menarik.
harapan kepada peneliti untuk menemukan jawaban atau pun menemukan
masalah lain yang lebih penting dan yang lebih menarik.
b) Harus sesuai dengan
kualifikasi
Sukar
mudahnya masalah yang ingin di pecahkan harus sesuai dengan
derajat ilmiah (Derajat daya nalar), sensitivitas terhadap data serta
kemampuan yang dimiliki peneliti dalam menghasilkan orisinalitas.
derajat ilmiah (Derajat daya nalar), sensitivitas terhadap data serta
kemampuan yang dimiliki peneliti dalam menghasilkan orisinalitas.
Dikutip
dari (Fatonah Akbarini, 2013), beberapa macam
sumber penalitian mungkin dapat membantu para
peneliti memperoleh masalah yang layak dijadikan bahan
untuk diteliti. Sumber- sumber untuk memperoleh masalah tersebut antara lain :
1) Pengamatan terhadap kegiatan manusia
Hal
ini misalnya: Seorang ahli ilmu jiwa,dapat menemukan
masalah ketika ia melihat tingkah laku pekerja pabrik melakukan kegiatan
mereka dalam pabrik,seorang ahli ekonomi pertanian dapat menemukan
masalah ketika ia melihat cara petani bersahaja mengerjakan serta
menyimpan hasil usaha pertaniannya
masalah ketika ia melihat tingkah laku pekerja pabrik melakukan kegiatan
mereka dalam pabrik,seorang ahli ekonomi pertanian dapat menemukan
masalah ketika ia melihat cara petani bersahaja mengerjakan serta
menyimpan hasil usaha pertaniannya
2) Pengamatan
terhadap alam sekeliling
Peneliti–peneliti ilmu natura seringkali memperoleh masalah dari
alam Sekelilingnya. Misalnya seorang ahli bidang banyak memperoleh
masalah ketika ia mengamati cakrawala.
alam Sekelilingnya. Misalnya seorang ahli bidang banyak memperoleh
masalah ketika ia mengamati cakrawala.
3)
Bacaan
Bacaan–bacaan dapat dijadikan sumber dari masalah yang dipilih untuk
di teliti, lebih–lebih jika bacaan tersebut merupakan karya ilmiah
maupun makalah, maka banyak sekali rekomendasi didalamnya yang
memerlukan penelitian lebih lanjut.
di teliti, lebih–lebih jika bacaan tersebut merupakan karya ilmiah
maupun makalah, maka banyak sekali rekomendasi didalamnya yang
memerlukan penelitian lebih lanjut.
4) Ulangan serta perluasan penelitian
Masalah
juga di peroleh dengan mengulang percobaan–percobaan yang
pernah dilakukan,dimana percobaan yang telah di kerjakan tersebut
memuaskan, peluasan analisa maupun metode dan teknik
dengan eguipment yang lebih modern akan membuat masalah dapat
dipecahkan secara lebih memuaskan, Misalnya penemuan penisilin oleh
Feleming pada tahun 1929 telah terhenti beberapa lama. Sampai kemudian
Florey meneliti kembali sifat–sifat penesilin sebagai alat penyembuh
penyakit.
pernah dilakukan,dimana percobaan yang telah di kerjakan tersebut
memuaskan, peluasan analisa maupun metode dan teknik
dengan eguipment yang lebih modern akan membuat masalah dapat
dipecahkan secara lebih memuaskan, Misalnya penemuan penisilin oleh
Feleming pada tahun 1929 telah terhenti beberapa lama. Sampai kemudian
Florey meneliti kembali sifat–sifat penesilin sebagai alat penyembuh
penyakit.
5) Cabang studi yang telah di kembangkan
Kadang kala masalah ditemukan bukan dari bidang studi itu sendiri,
tetapi dari cabang yang timbul kemudian, yang mula–mula dipikirkan
tidak penting sifatnya. Misalnya Pasteur peneliti penyakit kolera dengan
menyuntik ayam–ayam percobaan dengan mikroba kolera, pada suatu hari
ia kehabisan ayam–ayam yang sehat ia kemudian terpaksa menggunakan
ayam–ayam yang pernah terkena kolera. Ternyata ayam-ayam tersebut
tidak mati akibat suntikan mikroba kolera. Dari percobaan ini iya tertarik
akan ketahanan ayam–ayam tersebut, dan menemukan masalah yang
mendorongnya meneliti tentang prinsip–prinsip kekebalan atau imunisasi.
tetapi dari cabang yang timbul kemudian, yang mula–mula dipikirkan
tidak penting sifatnya. Misalnya Pasteur peneliti penyakit kolera dengan
menyuntik ayam–ayam percobaan dengan mikroba kolera, pada suatu hari
ia kehabisan ayam–ayam yang sehat ia kemudian terpaksa menggunakan
ayam–ayam yang pernah terkena kolera. Ternyata ayam-ayam tersebut
tidak mati akibat suntikan mikroba kolera. Dari percobaan ini iya tertarik
akan ketahanan ayam–ayam tersebut, dan menemukan masalah yang
mendorongnya meneliti tentang prinsip–prinsip kekebalan atau imunisasi.
6)
Catatan dan pengalaman pribadi
7) Praktik serta keinginan masyarakat
Praktik–praktik tersebut dapat merupakan pertanyaan–pertanyaan
pemimpin, otorita ilmu pengetahuan baik bersifat lokal, daerah, maupun
nasional.
pemimpin, otorita ilmu pengetahuan baik bersifat lokal, daerah, maupun
nasional.
8)
Pelajaran yang sedang di ikuti
Pelajaran
yang sedang di ikuti (missal diskusi kelas, hubungan antara
dosen dan mahasiswa, pengaruh stef senior serta ajarannya) dapat
merupakan sumber masalah bagi mahasiwa yang ingin membuat karya tulis
ilmiah .
dosen dan mahasiswa, pengaruh stef senior serta ajarannya) dapat
merupakan sumber masalah bagi mahasiwa yang ingin membuat karya tulis
ilmiah .
9) Diskusi–diskusi
ilmiah
Dalam diskusi tersebut, seseorang dapat menangkap banyak anlisis-
analisis ilmiah serta argumentasi-argumentasi profesional yang dapat
menjurus pada suatu permasalahan baru.
analisis ilmiah serta argumentasi-argumentasi profesional yang dapat
menjurus pada suatu permasalahan baru.
Dikutip
dari (Fatonah Akbarini, 2013), membuat masalah
penelitian merupakan hal yang cukup sulit antara lain karena :
1)
Tidak semua masalah di lapangan dapat
di uji secara empiris.
Tidak ada pengetahuan atau tidak di ketahui sumber atau tempat
mencari masalah–masalah.
Tidak ada pengetahuan atau tidak di ketahui sumber atau tempat
mencari masalah–masalah.
2)
Kadang kala peneliti di hadapkan
pada banyak sekali masalah penelitian dan peneliti tidak dapat memilih masalah mana yang
lebih baik untuk di pecahkan.
3)
Adakalanya masalah cukup menarik
tetapi data yang di perlukan untuk
memecahkan masalah tersebut sukar diperoleh.
memecahkan masalah tersebut sukar diperoleh.
4)
Peneliti tidak tahu kegunaan sepesifik
yang ada di kepalanya dalam
memilih masalah.
memilih masalah.
Secara
fungsional masalah penelitian mempunyai arti penting bagi para peneliti,
Masalah penelitian dapat digunakan sebagai pedoman dilapangan. Oleh karena
itu masalah penelitian harus memenuhi karakteristik
penelitian diantaranya: masalah dapat diteliti, mempunyai manfaat teoritis
maupun manfaat praktis,dapat diukur, sesuai dengan kemampuan peneliti. (Fatonah
Akbarini, 2013)
Dikutip dari (Fatonah Akbarini, 2013) ,beberapa
karakteristik tersebut, antara lain:
1.
Masalah
dapat diteliti.
Suatu masalah dikatakan dapat diteliti atau researchable,
apabila masalah tersebut bisa diungkapkan melalui tindakan
koleksi data dan kemudian dianalisis. Melalui beberapa pertanyaan, wawancara,
melakukan observasi langsung ke lapangan,
melakukan studi kepustakaan, menyebarkan angket kepada responden terkait.
melakukan studi kepustakaan, menyebarkan angket kepada responden terkait.
2.
Mempunyai
kontribusi signifikan.
Masalah penelitian harus bermanfaat bagi peneliti yang bersangkutan
maupun bagi masyarakat umum.Manfaat teoritis yang berkaitan erat dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, manfaat praktis yang langsung dapat digunakan oleh
masyakat umum.
3.
Dapat
didukung dengan data empiris.
Masalah bisa diukur secara kuantitatif maupun empiris, ukuran
empiris berdasarkan fakta dan konstruk suatu fenomena.
Penelitian kuantitatif lebih diukur pada suatu variabel yang
harus didasarkan pada hukum yang positif.
4.
Sesuai
dengan Kemampuan dan Keinginan Peneliti.
Kemampuan dan keinginan peneliti mempunyai peranan penting
dalam mendukung terselesaikannya penelitian. Karena penelitian
adalah kegiatan yang menyangkut kemampuan. Kemampuan tanpa
adanya keinginan maka mungkin saja proses penelitian berlarut-larut dan
akhirnya merugikan peneliti itu sendiri.
Contoh
masalah penelitian adalah :
1)
Pergaulan yang buruk dalam geng
2) konflik
budaya di masyarakat
2.3 Pembatasan Topik Penelitian
Seorang penulis harus membatasi topik yang akan digarapnya. Setiap
penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan terbatas
atau sangat khusus untuk digarap, sehingga tulisannya dapat terfokus.
Dikutip
dari (Sianturi, 2012), pembatasan topik
sekurang-kurangnya akan membantu peneliti dalam beberapa hal:
- Pembatasan memungkinkan peneliti untuk meneliti dengan penuh keyakinan dan kepercayaan, karena topik itu benar-benar diketahuinya.
- Pembatasan dan penyempitan topik akan memungkinkan peneliti untuk mengadakan penelitian yang lebih intensif mengenai masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis akan lebih mudah memilih hal-hal yang akan dikembangkan.
Dikutip
dari (Sianturi, 2012), cara membatasi
sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai berikut:
- Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
- Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
- Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
- Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
- Lakukan secara berulang sampai diperoleh sebuah topik yang sangat khusus dan cukup sempit.
2.4 Penentuan Judul dan Contohnya
Dikutip dari (wardana, 2015) bahwa bagi pembaca
judul akan dianggap mewakili bobot sebuah hasil penelitian yang akan ditulis,
bahkan merupakan gambaran mutu tulisan yang akan ditulis. Secara umum, kriteria
judul yang baik adalah:
- Topik yang diteliti mengandung masalah yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit. Lebih baik kalau topik yang diajukan lebih spesifik, menarik, dan aktual secara akademik dan secara praktis.
- Belum banyak diteliti orang lain. Kalaupun sudah ada penelitian lain, studi ini mengambil sisi lain, sisi tertentu, yang selama ini tidak memperoleh perhatian.
- Diungkapkan dalam kalimat yang simpel, tetapi mampu menunjukkan dengan jelas independent variabel dan dependent variabel-nya.
Judul
setidaknya memperhatikan dua hal, yaitu kesesuaian judul dengan isi penelitian
dan pemilihan kata-kata dalam judul. Lalu apakah yang dimaksud dengan
kesesuaian judul dengan isi penelitian? Kesesuaian isi dengan judul maksudnya,
kemampuan memelihara agar judul dalam karya tulis tetap sesuai dengan isinya
dan tidak menyimpang. Sedangkan yang dimaksud dengan Pemilihan kata-kata dalam
judul artinya, judul harus ilmiah, logis, dan menggunakan bahasa Indonesia yang
benar (nurayni, 2012).
Judul dalam karya ilmiah, cukup satu
kalimat saja. Biasanya merupakan sebuah kalimat positif, jarang sekali
menggunakan kalimat tanya atau negatif, meskipun ini sah-sah saja.
Persoalannya, dalam banyak buku metode penelitian, dikatakan seperti itu (nurayni, 2012).
Judul harus singkat, padat dan
jelas. Judul yang bertele-tele akan membingungkan pembaca. Namun disisi lain,
untuk mendapatkan judul sebuah penelitian haruslah ada
permasalahan-permasalahan yang sesuai dengan bidang yang akan diteliti
tersebut. Untuk itu perlu dilakukan penyaringan terhadap permasalahan-permasalahan
yang muncul (nurayni,
2012).
Contoh judul yang baik diantaranya:
1) Pengaruh Pergaulan Dalam Geng
Terhadap Keterlibatan Pelajar Dalam
Tawuran
Tawuran
2) Sebuah Kajian Komunikasi Budaya
Terhadap Penyelesaian Konflik di
Kabupaten Manggarai.
Kabupaten Manggarai.
BAB 3
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari Paparan atau penjelasan di atas,
maka penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam menentukan masalah dan topik
penelitian serta judul karya tulis ilmiah
tidak akan sulit dilakukan jika peneliti lebih memahami kriteria
pemilihan topik dan masalah penelitian serta penentuan judul karya tulis ilmiah
yang baik dan benar.Terlebih lagi apabila peneliti mengetahui sumber-sumber ide
yang dapat digunakan untuk mencari topik
dan masalah penelitian .
Sumber-sumber ide yang dapat digunakan
untuk mencari topik penelitian adalah:
sumber teori, pengalaman praktisi, lapangan tempat bekerja, laporan penelitian
dan sumber lain diluar bidang pendidikan. Sedangkan sumber-sumber yang
digunakan untuk dapat
membantu para peneliti memperoleh masalah yang layak
dijadikan bahan untuk diteliti yaitu dengan pengamatan terhadap kegiatan manusia, pengamatan
terhadap alam sekeliling, menganalisis bacaan-bacaan seperti karya ilmiah, dan menganalisis catatan serta pengalaman pribadi.
Faktor lain yang menunjang mudahnya penelitian
dilakukan adalah dengan pembatasan topik penelitian, sebab dengan dilakukannya
pembatasan topik penelitian memungkinkan peneliti untuk meneliti dengan penuh
keyakinan dan kepercayaan diri yang kuat , karena topik itu benar-benar
diketahuinya sehingga tulisannya dapat terfokus dan peneliti akan lebih
mudah memilih hal-hal yang akan dikembangkan.
3.2
Saran
Setelah penulis membuat seluruh isi dari makalah ini penulis bermaksud
memberi sedikit saran kepada pembaca yaitu:
1. Dalam menentukan masalah dan topik penelitian
yang terpenting
tidak mendua arti sehingga tidak membingungkan peneliti.
tidak mendua arti sehingga tidak membingungkan peneliti.
2.
Dalam melakukan penelitian jangan menetukan masalah yang sulit diukur
dan dianalisis, masalah harus memiliki landasan teori yang ada.
dan dianalisis, masalah harus memiliki landasan teori yang ada.
3.
Peneliti harus memiliki sensitivitas untuk mengidentifikasikan topik dan
masalah penelitian serta pembatasan topik penelitian yang baik dan benar
masalah penelitian serta pembatasan topik penelitian yang baik dan benar
4.
Masalah yang diteliti sebaiknya sesuai dengan keinginan dan kemampuan
peneliti, jangan menentukan masalah terlalu luas dan diluar jangkauan
peneliti itu sendiri.
peneliti, jangan menentukan masalah terlalu luas dan diluar jangkauan
peneliti itu sendiri.
5. Judul yang ditentukan oleh peneliti
sebaiknya harus sesuai dengan
kriteria yang baik dan benar.
kriteria yang baik dan benar.
DAFTAR
PUSTAKA
Ayunitami, V. D. (2013,
juni). Cara Membuat Judul Karya Ilmiah . Dipetik 09 oktober,
2016, dari vionadewiayunitami: http://vionadewiayunitami.blogspot.co.id/2013/06
/cara-membuat-judul-karya ilmiah-ilmiah.html
2016, dari vionadewiayunitami: http://vionadewiayunitami.blogspot.co.id/2013/06
/cara-membuat-judul-karya ilmiah-ilmiah.html
Fatonah Akbarini, M. (2013, Januari 23). PEMBAHASAN TOPIK DAN MASALAH
PENELITIAN. Dipetik 08 Oktober, 2016,dari FATONAH:http://fatonahakbarini.blogspot
.co.id/2013/01/pembahasan-topik-dan-masalah-penelitian.html
PENELITIAN. Dipetik 08 Oktober, 2016,dari FATONAH:http://fatonahakbarini.blogspot
.co.id/2013/01/pembahasan-topik-dan-masalah-penelitian.html
Kun Maryati, J. S. (2013). Sosiologi Antropologi. Jakarta: esis.
nurayni, e. ( 2012, April
27). cara memilih judul penelitian. dipetik 09 oktober, 2016, dari
perpustakaanindonesia:http://perpustakaanindonesia-online.blogspot.co.id/2012
/04/strategi-pengajaran.html
perpustakaanindonesia:http://perpustakaanindonesia-online.blogspot.co.id/2012
/04/strategi-pengajaran.html
Sianturi, H. (2012, maret 15). PEMBATAS TOPIK,JUDUL,TOPIK &
SYARAT-SYARATNYA.
Dipetik 08 oktober, 2016, dari hotben23:https://hotben23.wordpress.com/2012
/03/15/pembatas-topikjudultopik-syarat-syaratnya/
Dipetik 08 oktober, 2016, dari hotben23:https://hotben23.wordpress.com/2012
/03/15/pembatas-topikjudultopik-syarat-syaratnya/
wardana, w. (2015, November 18). RENCANA PENULISAN KARYA ILMIAH.
Dipetik
08 oktober, 2016, dari dino-al-depoky: http://dino-al-depoky.blogspot.co.id
/2015/11/rencana-penulisan-karya-ilmiah.html?m=1
08 oktober, 2016, dari dino-al-depoky: http://dino-al-depoky.blogspot.co.id
/2015/11/rencana-penulisan-karya-ilmiah.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar