BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagaimana diketahui
bahwa pramuka digolongan berdasarkan usia peserta didik. Berdasarkan
penggolongan ini anggota Gerakan Pramuka dapat dikelompokkan menjadi pramuka
siaga, penggalang, penegak, dan pandega.Pramuka siaga merupakan sebutan bagi
anggota pramuka yang berusia antara 7 hingga 10 tahun.
Pada usia tersebut anak-anak
memiliki sifat unik yang sangat beraneka macam yang pada dasarnya merupakan
pribadi-pribadi aktif dan tidak pernah diam. Sifat uniknya merupakan kepolosan
seorang anak yang belum tahu resiko dan belum dapat diserahi tugas dan
tanggung jawab secara penuh. Sifat yang cukup menonjol adalah keingintahuan
yang sangat tinggi, senang berdendang, menari dan menyanyi, agak manja, suka
meniru, senang mengadu, dan sangat suka dipuji.
Dalam
kepramukaan, terkhususnya pramuka siaga terdapat 3 tingkatan yakni mula, bantu,
tata yang di capai anggota siaga dengan
syarat-syarat tertentu . Dalam pramuka siaga juga terdapat satuan, tanda
kecakapan umum serta upacara pembukaan dan penutupan latihan perindukan siaga.
Hal itulah yang mendasari penulis untuk membahas tentang pramuka siaga.
1.2Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa
itu pramuka siaga ?
2. Mengapa
disebut sebagai siaga ?
3. Apa
sajakah tingkatan dalam siaga?
4. Apa
sajakah kode kehormatan dalam pramuka siaga?
5. Apa
sajakah satuan siaga itu?
6. Bagaimana
cara memperoleh tanda kecakapan umum dalam siaga ?
7. Bagaimana
alur upacara pembukaan dan penutupan latihan perindukan siaga ?
8. Jelaskan
kegiatan-kegiatan yang ada dalam pramuka siaga ?
1.3Tujuan
1. Dapat
mengetahui dan lebih memahami makna siaga.
2. Dapat
menjelaskan alasan disebut sebagai siaga.
3. Dapat
menjelaskan tingkatan dalam siaga.
4. Dapat
menyebutkan kode kehormatan dalam pramuka siaga.
5. Dapat
menjelaskan satuan-satuan siaga.
6. Untuk
mengetahui dan memahami cara memperoleh TKU (Tanda Kecakapan Umum ) pada
pramuka siaga.
7. Mengetahui
dan memahami upacara pembukaan dan penutupan siaga.
8. Untuk
mengetahui kegiatan-kegiatan dalam pramuka siaga.
BAB 2
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Siaga
Siaga adalah sebutan bagi anggota Pramuka yang
berumur 7-10 tahun. Disebut Pramuka Siaga karena sesuai dengan kiasan masa
perjuangan bangsa Indonesia, yaitu ketika rakyat Indonesia meyiagakan dirinya
untuk mencapai kemerdekaan dengan berdirinya Boedi Oetomo pada tahun 1908
sebagai tonggak awal perjuangan bangsa Indonesia. (yosephine,
2015)
Satuan terkecil dalam pramuka siaga disebut
Barung dan satuan-satuan dari beberapa barung disebut perindukan.
Setiap barung beranggotakan 5-10 orang pramuka siaga dan dipimpin oleh seorang pemimpin
barung yang dipilih oleh anggota barung itu sendiri. Masing-masing pemimpin
barung ini nanti akan memilih satu orang dari mereka yang akan menjadi pemimpin
barung utama yang disebut sulung. Sebuah perindukan
terdiri dari beberapa barung yang akan dipimpin oleh sulung. (Kwarnas)
Kehidupan siaga masih berkisar di
seputar keluarga yang ada ayah dan ibu. Keluarga merupakan pusat aktivitasnya.
Atas dasar hal tersebut pembinaan pramuka siaga dikiaskan sebagai “keluarga
bahagia”di mana terdapat ayah, ibu dan paman serta bibi. Wadah pembinaan
pembinaan ini disebut “Perindukan Siaga” yang mengkiaskan bahwa anak seusia
siaga masih menginduk pada ayah dan bunda (keluarga). Hal ini diperjelas dengan
formasi bentuk barisan berupa lingkaran pada upacara pembukaan dan penutupan
latihan Siaga. (yulianingsih, 2014)
2.2 Kode Kehormatan
dalam Pramuka Siaga
Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga ada dua, yang
pertama disebut Dwi Satya (janji Pramuka Siaga), dan yang kedua disebut Dwi
Darma (ketentuan moral Pramuka Siaga). Adapun isinya adalah:
a. Dwi Satya
Demi kehormatanku, aku berjanji akan
bersungguh-sungguh
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Indonesia, dan mengikuti tata krama keluarga.
- setiap hari berbuat kebaikan.
b. Dwi Darma
- Siaga berbakti kepada ayah dan ibundanya
- Siaga berani dan tidak putus asa
Dua Kode
Kehormatan yang disebutkan di atas adalah standar moral bagi seorang Pramuka
Siaga dalam bertingkah laku di masyarakat. Jadi kalau ada seorang anggota
Pramuka Siaga yang tingkah lakunya tidak sesuai dengan standar moral ini, dia
belum bisa disebut Pramuka Siaga seutuhnya (Kwarnas)
2.3 Satuan
dalam Pramuka Siaga
Satuan
terkecil dalam Pramuka Siaga disebut Barung dan satuan terbesarnya disebut
Perindukan. Sebuah Barung beranggotakan paling banyak 10 orang Pramuka Siaga
dan dipimpin oleh seorang Ketua Barung yang dipilih oleh Barung itu sendiri.
Masing-masing Ketua Barung ini nanti akan memilih satu orang dari mereka yang
akan menjadi Pemimpin Barung Utama yang disebut Sulung. Sebuah Perindukan
terdiri dari beberapa Barung yang akan dipimpin oleh Sulung itu tadi.
Pembina
Pramuka Siaga putra dipanggil Yanda dan Pembina Siaga Pramuka putri dipanggil
Bunda. Pembantu Pembina Pramuka Siaga putra dipanggil Pakcik dan Pembantu
Pembina Pramuka putri dipanggil Bucik.Bentuk barisan dalam Upacara Siaga adalah
lingkaran dengan Pembina berada di tengah lingkaran. Ini mengandung filosofi
bahwa cara pandang Pramuka Siaga yang masih terfokus pada satu titik.
2.4 Tingkatan Pramuka Siaga
Dalam Pramuka Siaga ada tiga
tingkat, yaitu:
1.
Mula
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
kata mula dimaknai sebagai "1. asal; awal; pokok asal; 2. yg paling awal;
yang dahulu sekali; waktu (tempat, keadaan) yg menjadi pangkal)".
Karenanya kemudian Gerakan Pramuka Indonesia menjadikan kata ini sebagai nama
tingkatan pertama dalam Syarat-syarat Kecakapan Umum Pramuka Siaga. Hal ini
mengandung filosofi bahwa saat Pramuka Siaga sebagai golongan pramuka yang
paling kecil, mencoba menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum Pramuka Siaga
Mula, diibaratkan sebagai awalan atau pangkal dari proses pendidikan
kepramukaan yang diharapkan menjadi dasar yang kuat bagi kehidupan peserta
didik di kemudian hari.
Untuk mencapai tingkat Siaga Mula, calon
Siaga harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Rajin dan giat mengikuti latihan Perindukan Siaga, sekurang-kurangnya 6 kali latihan berturut-turut.
2. Hafal dan mengerti isi Dwi Darma dan Dwi Satya.
3. Dapat memberi salam Pramuka.
4. Tahu arti kiasan warna-warna bendera kebangsaan Indonesia, dan tahu sikap yang harus dilakukan pada waktu bendera kebangsaan dikibarkan atau diturunkan.
5. Biasa berbahasa Indonesia di waktu mengikuti pertemuan-pertemuan Siaga.
6. Dapat dengan hafal menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya bait pertama di
muka Perindukan Siaga atau di muka pendengar-pendengar lain, dan tahu sikap yang
harus dilakukan jika lagu kebangsaan diperdengarkan atau dinyanyikan pada suatu
upacara.
7. Memiliki buku Tabanas, Buku Tabungan Pramuka, atau Buku Tabungan Pelajar.
8. Setia membayar uang iuran kepada Gugusdepannya, sedapat-dapatnya dengan uang yang diperolehnya dari usahanya sendiri.
9. Selalu berpakaian rapi dan memelihara kebersihan badan.
10. Keagamaan (sesuai dengan agama masing-masing)
a) Untuk Siaga yang beragama Islam
Dapat mengucap Kalimat Syahadat
Dapat mengucap Surat Al-Fatikhah
b) Untuk Siaga yang beragama Katolik:
Dapat membuat tanda salib
Dapat mengucap do’a harian
Dapat menyanyikan 3 buah lagu Gereja
c) Untuk Siaga yang beragama Protestan:
Hafal Yahya 3:1
Dapat berdoa sederhana
d) Untuk Siaga yang beragama Hindu:
Mengetahui nama agama yang dianutnya
Mengetahui tentang cara dan alat-alat yang dipersembahyangan agama Hindu.
e) Untuk Siaga yang beragama Budha
Mengetahui nama agama yang dianutnya
Hafal “Trisarana”.
2. Bantu
Siaga bantu mengkiaskan tingkatan kecakapan
siaga yang dapat membantu pekerjaan-pekerjaan tertentu. Untuk mencapai tingkat
Siaga Bantu, seorang Pramuka Siaga Mula harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
1. Rajin dan giat mengikuti latihan Perindukan sebagai Siaga Mula,
sekurang-kurangnya10 kali latihan.
2. Bersungguh-sungguh mengamalkan Dwi Darma dan Dwi Satya.
3. Tahu arti lambang Gerakan Pramuka
4. Dapat memelihara bendera kebangsaan Indonesia.
5. Tahu nama Negara, Ibukota Negara, Kepala Negara Republik Indonesia.
6. Hafal Pancasila.
7. Tahu nama dan alamat Kepala Desa dan beberapa tokoh masyarakat lain di
sekitar tempat tinggalnya.
8. Dapat membaca jam.
9. Dapat menunjuk sedikitnya 4 mata angin\
10. Dapat menjalankan latihan-latihan keseimbangan
11. Dapat melempar dan menerima lemparan bola dengan tangan kanan dan kiri.
12. Dapat membuat dan menggunakan simpul mati, simpul anyam, dan simpul
pangkal.
13. Memiliki buku Tabanas, Buku Tabungan Pramuka, atau Buku Tabungan Pelajar
dan sudah menabung uang secara teratur dalam buku tabungan itu selama
sekurang-kurangnya 8 minggu sejak menjadi Siaga Mula.
14. Setia membayar uang iuran kepada Gugus depannya, sedapat-dapatnya dengan
uang yang diperolehnya dari usahanya sendiri.
15. Memelihara sedikitnya satu macam tanaman berguna atau sedikitnya satu jenis
binatang ternak, selama kira-kira 2 bulan.
16. Memelihara kebersihan salah satu ruangan di rumahnya, di sekolahnya, di
tempat ibadat, atau di tempat lain.
17. Dapat mencuci dan melipat pakaiannya sendiri.
18. Keagamaan (sesuai dengan agama masing-masing)
Untuk Siaga yang
beragama Islam:
Dapat menyebut Rukun Iman
Dapat menyebut Rukun Islam
Untuk Siaga yang
beragama Katolik:
Tahu Syahadat Katholik, do’a pagi, dan do’a
malam
Mengetahui riwayat hidup salah satu orang suci
Katolik
Dapat menyanyikan lagu-lagu Natal
Untuk Siaga yang
beragama Protestan :
Dapat menyanyikan 3 nyanyian Kristen
Hafal do’a Bapa Kami
Hafal do’a Bapa Kami
Tahu sebuah hikayat dari Al Kitab
Untuk Siaga yang
beragama Hindu:
Dapat menyebut tujuan hidup agama Hindu
Untuk Siaga yang
beragama Budha :
Telah melakukan kebaktian agama Budha, baik
sendiri maupun bersama-sama.
3. Tata
Siaga tata mengkiaskan tingkat kecakapan siaga suadah di ikut sertakan
untuk menata karya kesiagaan. Siaga Tata adalah tingkatan ketiga atau
terakhir dalam Syarat-syarat Kecakapan Umum satuan Pramuka Siaga setelah
Siaga Mula dan Siaga Bantu. Pramuka Siaga yang telah menyelesaikan SKU Siaga
Tata dapat mengikuti Pramuka Garuda untuk golongan Pramuka Siaga.
Untuk mencapai tingkat Siaga Tata, seorang Pramuka Siaga Bantu harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.
Rajin dan giat
mengikuti latihan Perindukan sebagai Siaga Bantu, sekurang-kurangnya 10 kali
latihan.
2.
Dapat
memperlihatkan cara mengibarkan dan menurunkan bendera kebangsaan Indonesia
dalam upacara.
3.
Tahu beberapa hari
raya Nasional dan nama beberapa orang Pahlawan Nasional.
4.
Tahu sejarah lagu
kebangsaan Indonesia Raya.
5.
Tahu arti lambang
Negara Republik Indonesia.
6.
Tahu nama
negara-negara tetangga dan bendera kebangsaannya.
7.
Untuk Puteri: Dapat
memasang buah baju dan menyalakan api
8.
Untuk putera: Dapat
membuat dua macam hasta karya dengan macam bahan yang berbeda.
9.
Dapat menyampaikan
berita secara lisan.
10. Dapat mengumpulkan keterangan untuk memperoleh pertolongan pertama pada
kecelakaan, dan dapat melaporkannya kepada dokter, rumah sakit, pamong praja,
polisi, dan keluarga korban.
11. Tahu bahan makanan yang bernilai gizi.
12. Melakukan salah satu cabang olahraga atletik atau salah satu cabang
olahraga renang.
13. Tahu beberapa macam penyakit menular.
14. Memelihara kebersihan salah satu ruangan di rumahnya, di sekolahnya, di
tempat ibadat, atau di tempat lain.
15. Dapat menyajikan satu macam kegiatan seni budaya.
16. Tahu adat sopan santun pergaulan Indonesia.
17. Hemat dan cermat dengan segala miliknya.
18. Memiliki buku Tabanas, Buku Tabungan Pramuka, atau Buku Tabungan Pelajar
dan sudah menabung uang secara teratur dalam buku tabungan itu selama
sekurang-kurangnya 8 minggu sejak menjadi Siaga Bantu dan seluruhnya atau
sebagian daripada uang itu diperolehnya dari usahanya sendiri.
19. Setia membayar uang iuran kepada Gugusdepannya, dengan uang yang seluruhnya
atau sebagian diperolehnya dari usahanya sendiri.
20. Memiliki sedikitnya satu Tanda Kecakapan Khusus.
21. Keagamaan (sesuai dengan agama masing-masing
Untuk Siaga yang
beragama Islam:
Melakukan Salat.
Dapat mengucap do’a-do’a harian.
Untuk Siaga yang
beragama Katolik
Tahu do’a Iman, do’a Harapan, do’a Cinta Kasih,
dan do’a Tobat.
Mengikuti Missa Kudus, dan tahu arti konsekrasi
Mengenal nama Pastor Paroko dan nama Uskup
setempat
Untuk Siaga yang
beragama Protestan
Hafal Lukas 10 : 27 (Hukum Kasih)
Dapat mengucap dan mempergunakan do’a sederhana pada kesempatan tertentu.
Mengikuti Sekolah Minggu, atau Asuhan Rohani di
sekolah.
Untuk Siaga yang
beragama Hindu:
Hafal "Tri Rina" dan nama empat buah Kitab Suci Hindu yang pokok.
Untuk Siaga yang
beragama Budha :
Hafal Parita wajib : "Parita Pancasila"
dan "Parita Puja".
2.5 Tanda Kecakapan Umum
TKU
untuk Siaga berbentuk sebuah janur atau disebut mancungyakni
bunga pohon kelapa yang baru tumbuh.Kelopak bunga diletakkan miring,
menggambarkan bunga kelapa yang selalu memperlihatkan sudut miring terhadap
batang pohonnya, mengibaratkan keterikatan Pramuka Siaga dengan keluarga dan
orang tuanya. Kelopak bunga kelapa yang mulai merekah, menggambarkan
pertumbuhan tanaman, mengibaratkan Pramuka Siaga yang sedang tumbuh menjadi
tunas calon bangsa.
2.6 Tanda kecakapan Khusus
Selain kecakapan umum Siaga
dipersilahkan untuk mengambil kecakapan khusus yang sesuai dengan minat dan
bakatnya. Secara umum Syarat Kecakapan Khusus ada tingkatan yakni tingkat:
1. Purwa
2. Madya
3.
Utama
Tanda
Kecakapan Khusus (TKK) Pramuka Siaga berbentuksegitiga sama sisi dengan panjang
masing-masing sisi 3 cm dan tingginya 2 cm. TKK dapat dipasang di lengan baju
sebelah kanan membentuk setengah lingkaran di sekeliling tanda Kwarda dengan
puncak menghadap ke bawah sebanyak 5 buah.
2.7 Kegiatan Pramuka Siaga
Kegiatan
atau pertemuan yang dikhususkan bagi anggota pramuka siaga adalah pesta siaga.
Pesta Siaga merupakan pertemuan pramuka Siaga dalam bentuk perkemahan besar
selama satu hari (tanpa menginap) dengan berbagai kegiatan seperti:
Permainan Bersama (kegiatan keterampilan kepramukaan yang dikemas dengan
permainan), Pameran Siaga, Pasar Siaga (simulasi situasi di pasar yang
diperankan oleh Pramuka Siaga), Darmawisata, Pentas Seni Budaya, Karnaval, dll.
Pesta Siaga dapat dilaksanakan di tingkat kordinator desa, kwartir ranting,
kwartir cabang, korwil (beberapa kwartir cabang yang berdekatan), dan kwartir
daerah.
2.8 Upacara pembukaan dan penutupan latihan
perindukan siaga
Upacara pembukaan latihan perindukan siaga :
1.
Pemeriksaan kebersihan dan kerapihan
anggota
2.
Memilih barung terbaik untuk
memimpin upacara
3.
Barung terbaik menyiapkan
perlengkapan upacara
4.
Pemimpin Upacara memanggil anggota
perindukan, untuk membantuk lingkaran besar mengelilingi standar bendera
5.
Pembina Upacara ( Pembina Siaga)
dijemput oleh Pemimpin Upacara dan mengambil tempat ditengah lingkaran
menghadap standar bendera dan pintu upacara
6.
Para Pembantu Pembina Siaga masuk
lingkaran Upacara
7.
Pemimpin Upacara mengambil bendera
untuk dikibarkan
8.
Pada waktu bendera sampai di pintu
upacara, semua anggota perindukan memberi hormat hingga selesai
9.
Pembina upacara (pembina Siaga)
membaca Pancasila ditirukan oleh semua anggota
10. Pemimpin
Upacara membaca Dwidarma diikuti oleh semua anggota Perindukan
11. Pemimpin
Upacara kembali ke barungnya
12. Pembina
Upacara ( pembina Siaga) mengumumkan hal-hal yang perlu diketahui oleh anggota
perindukan
13. Pembina
Upacara ( pembina Siaga) mengucapkan doa yang diikuti oleh anggota perindukan
Upacara penutupan latihan perindukan siaga :
1.
Barung terbaik menyiapkan
perlengkapan Upacara
2.
Pemimpin Upacara memanggil anggota
perindukan untuk membentuk lingkaran besar mengelilingi standar bendera
3.
Pembina Upacara ( Pembina Siaga)
dijemput oleh Pemimpin Upacara dan mengambil tempat ditengah lingkaran
menghadap bendera dan pintu upacara
4.
Para Pembantu Pembina Siaga masuk
Lingkaran upacara
5.
Pemimpin Upacara mengambil tempat di
dekat bendera berhadapan dengan pembina siaga Pembina Upacara memberi hormat
kepada Sang Merah Putih, kemudian membawanya keluar tempat upacara (tidak balik
kanan) 2) Pada waktu Sang Merah Putih dibawa keluar, semua anggota perindukan
memberi hormat sampai di pintu upacara 3) Pemimpin Upacara menggulung dan
meletakkan bendera ditempat yang ditentukan, kemudian kembali ke barungnya
6.
Pengumuman dan Pesan Pembina Siaga
7.
Pembina Upacara ( Pembina Siaga)
mengucapkan doa diikuti oleh anggota perindukan Barisan dibubarkan, anggota
perindukan minta diri kepada para Pembina dengan bersalaman
BAB III
PENUTUP
Siaga adalah sebutan
bagi anggota Pramuka yang berumur 7-10 tahun. Disebut Pramuka Siaga karena
sesuai dengan kiasan masa perjuangan bangsa Indonesia, yaitu ketika rakyat
Indonesia meyiagakan dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan berdirinya Boedi
Oetomo pada tahun 1908 sebagai tonggak awal perjuangan bangsa Indonesia. Satuan
Satuan terkecil dalam Pramuka Siaga disebut Barungdan satuan-satuan dari beberapa barung disebut Perindukan.Dalam Pramuka Siaga
ada tiga tingkat, yaitu:mula,bantu,tata
Setiap
anggota Barung yang telah menyelesaikan SKU ( Syarat Kecakapan Umum ) berhak
mengenakan TKU ( Tanda Kecakapan Umum ) sesuai tingkatannya yang
dikenakan pada lengan baju sebelah kiri dibawah tanda barung berwarna dasar
hijau. TKU untuk Siaga berbentuk sebuah janur atau disebut mancung
yakni bunga pohon kelapa yang baru tumbuh.
3.2 Saran
Saran yang dapat diambil dari pembahasan ini adalah :
1. Selalu mengamalkan kepramukaan dikeluarga,
sekolah, dan masyarakat
mengingat pentingnya Pramuka demi menbangun karakter bangsa.
mengingat pentingnya Pramuka demi menbangun karakter bangsa.
2. Seharusnya
untuk Pemerintah lebih memperhatikan lagi dan mensuport
adanya pramuka.
adanya pramuka.
3. Pengajar
atau guru harus giat memperluas pengetahuan tentang Pramuka serta
meciptakan suasana yang tidak membosankan dalam proses mengajar.
meciptakan suasana yang tidak membosankan dalam proses mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Kwarnas. (t.thn.). Dipetik oktober 11, 2016, dari Gerakan
Pramuka: http://pramuka.or.id/siaga-2/
yosephine, s. (2015,
september). TINGKATAN PRAMUKA. Dipetik oktober 11, 2016, dari
halamanpramuka: http://halamanpramuka.blogspot.co.id/p/tingkatan-pramuka.html
yulianingsih, n. k.
(2014, april 09). KESIAGAAN PRAMUKA. Dipetik oktober 11, 2016, dari
nikadekyuli: http://nikadekyuli.blogspot.co.id/2014/04/pramuka-siaga.html
mohon ma'af dan izin, sy sdh mengambil contoh makalah ini utk referensi.trmksh.
BalasHapus