Minggu, 30 Oktober 2016

makalah pramuka siaga



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
       Sebagaimana diketahui bahwa pramuka digolongan berdasarkan usia peserta didik. Berdasarkan penggolongan ini anggota Gerakan Pramuka dapat dikelompokkan menjadi pramuka siaga, penggalang, penegak, dan pandega.Pramuka siaga merupakan sebutan bagi anggota pramuka yang berusia antara 7 hingga 10 tahun.
       Pada usia tersebut anak-anak memiliki sifat unik yang sangat beraneka macam yang pada dasarnya merupakan pribadi-pribadi aktif dan tidak pernah diam. Sifat uniknya merupakan kepolosan seorang anak yang belum tahu resiko dan belum  dapat diserahi tugas dan tanggung jawab secara penuh. Sifat yang cukup menonjol adalah keingintahuan yang sangat tinggi, senang berdendang, menari dan menyanyi, agak manja, suka meniru, senang mengadu, dan sangat suka dipuji.
      Dalam kepramukaan, terkhususnya pramuka siaga terdapat 3 tingkatan yakni mula, bantu, tata yang di capai  anggota siaga dengan syarat-syarat tertentu . Dalam pramuka siaga juga terdapat satuan, tanda kecakapan umum serta upacara pembukaan dan penutupan latihan perindukan siaga. Hal itulah yang mendasari penulis untuk membahas tentang pramuka siaga.
1.2Rumusan masalah
     Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Apa itu pramuka siaga ?
2.      Mengapa disebut sebagai siaga ?
3.      Apa sajakah tingkatan dalam siaga?
4.      Apa sajakah kode kehormatan dalam pramuka siaga?
5.      Apa sajakah satuan siaga itu?
6.      Bagaimana cara memperoleh tanda kecakapan umum dalam siaga ?
7.      Bagaimana alur upacara pembukaan dan penutupan latihan perindukan siaga ?
8.      Jelaskan kegiatan-kegiatan yang ada dalam pramuka siaga ?

1.3Tujuan     
1.      Dapat mengetahui dan lebih memahami makna siaga.
2.      Dapat menjelaskan alasan disebut sebagai siaga.
3.      Dapat menjelaskan tingkatan dalam siaga.
4.      Dapat menyebutkan kode kehormatan dalam pramuka siaga.
5.      Dapat menjelaskan satuan-satuan siaga.
6.      Untuk mengetahui dan memahami cara memperoleh TKU (Tanda Kecakapan Umum ) pada pramuka siaga.
7.      Mengetahui dan memahami upacara pembukaan dan penutupan siaga.
8.      Untuk mengetahui kegiatan-kegiatan dalam pramuka siaga.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Siaga
       Siaga adalah sebutan bagi anggota Pramuka yang berumur 7-10 tahun. Disebut Pramuka Siaga karena sesuai dengan kiasan masa perjuangan bangsa Indonesia, yaitu ketika rakyat Indonesia meyiagakan dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan berdirinya Boedi Oetomo pada tahun 1908 sebagai tonggak awal perjuangan bangsa Indonesia. (yosephine, 2015)
      Satuan terkecil dalam pramuka siaga disebut Barung dan satuan-satuan dari beberapa barung disebut perindukan. Setiap barung beranggotakan 5-10 orang pramuka siaga dan dipimpin oleh seorang pemimpin barung yang dipilih oleh anggota barung itu sendiri. Masing-masing pemimpin barung ini nanti akan memilih satu orang dari mereka yang akan menjadi pemimpin barung utama yang disebut sulung. Sebuah perindukan terdiri dari beberapa barung yang akan dipimpin oleh sulung. (Kwarnas)
       Kehidupan siaga masih berkisar di seputar keluarga yang ada ayah dan ibu. Keluarga merupakan pusat aktivitasnya. Atas dasar hal tersebut pembinaan pramuka siaga dikiaskan sebagai “keluarga bahagia”di mana terdapat ayah, ibu dan paman serta bibi. Wadah pembinaan pembinaan ini disebut “Perindukan Siaga” yang mengkiaskan bahwa anak seusia siaga masih menginduk pada ayah dan bunda (keluarga). Hal ini diperjelas dengan formasi bentuk barisan berupa lingkaran pada upacara pembukaan dan penutupan latihan Siaga. (yulianingsih, 2014)


2.2  Kode Kehormatan dalam Pramuka Siaga
Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga ada dua, yang pertama disebut Dwi Satya (janji Pramuka Siaga), dan yang kedua disebut Dwi Darma (ketentuan moral Pramuka Siaga). Adapun isinya adalah:
a.  Dwi Satya
Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh
  • menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Indonesia, dan mengikuti tata krama keluarga.
  • setiap hari berbuat kebaikan.
b.  Dwi Darma
  1. Siaga berbakti kepada ayah dan ibundanya
  2. Siaga berani dan tidak putus asa
      Dua Kode Kehormatan yang disebutkan di atas adalah standar moral bagi seorang Pramuka Siaga dalam bertingkah laku di masyarakat. Jadi kalau ada seorang anggota Pramuka Siaga yang tingkah lakunya tidak sesuai dengan standar moral ini, dia belum bisa disebut Pramuka Siaga seutuhnya (Kwarnas)
2.3  Satuan dalam Pramuka Siaga
       Satuan terkecil dalam Pramuka Siaga disebut Barung dan satuan terbesarnya disebut Perindukan. Sebuah Barung beranggotakan paling banyak 10 orang Pramuka Siaga dan dipimpin oleh seorang Ketua Barung yang dipilih oleh Barung itu sendiri. Masing-masing Ketua Barung ini nanti akan memilih satu orang dari mereka yang akan menjadi Pemimpin Barung Utama yang disebut Sulung. Sebuah Perindukan terdiri dari beberapa Barung yang akan dipimpin oleh Sulung itu tadi.
       Pembina Pramuka Siaga putra dipanggil Yanda dan Pembina Siaga Pramuka putri dipanggil Bunda. Pembantu Pembina Pramuka Siaga putra dipanggil Pakcik dan Pembantu Pembina Pramuka putri dipanggil Bucik.Bentuk barisan dalam Upacara Siaga adalah lingkaran dengan Pembina berada di tengah lingkaran. Ini mengandung filosofi bahwa cara pandang Pramuka Siaga yang masih terfokus pada satu titik.
2.4 Tingkatan Pramuka Siaga
       Dalam Pramuka Siaga ada tiga tingkat, yaitu:
        1.  Mula
             Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata mula dimaknai sebagai "1. asal; awal; pokok asal; 2. yg paling awal; yang dahulu sekali; waktu (tempat, keadaan) yg menjadi pangkal)". Karenanya kemudian Gerakan Pramuka Indonesia menjadikan kata ini sebagai nama tingkatan pertama dalam Syarat-syarat Kecakapan Umum Pramuka Siaga. Hal ini mengandung filosofi bahwa saat Pramuka Siaga sebagai golongan pramuka yang paling kecil, mencoba menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum Pramuka Siaga Mula, diibaratkan sebagai awalan atau pangkal dari proses pendidikan kepramukaan yang diharapkan menjadi dasar yang kuat bagi kehidupan peserta didik di kemudian hari.
       Untuk mencapai tingkat Siaga Mula, calon Siaga harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1.      Rajin dan giat mengikuti latihan Perindukan Siaga, sekurang-kurangnya 6 kali latihan berturut-turut.

2.      Hafal dan mengerti isi Dwi Darma dan Dwi Satya.

3.      Dapat memberi salam Pramuka.

4.      Tahu arti kiasan warna-warna bendera kebangsaan Indonesia, dan tahu sikap yang harus dilakukan pada waktu bendera kebangsaan dikibarkan atau diturunkan.

5.      Biasa berbahasa Indonesia di waktu mengikuti pertemuan-pertemuan Siaga.

6.      Dapat dengan hafal menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya bait pertama di

muka Perindukan Siaga atau di muka pendengar-pendengar lain, dan tahu sikap yang

harus dilakukan jika lagu kebangsaan diperdengarkan atau dinyanyikan pada suatu

upacara.

7.      Memiliki buku Tabanas, Buku Tabungan Pramuka, atau Buku Tabungan Pelajar.

8.      Setia membayar uang iuran kepada Gugusdepannya, sedapat-dapatnya dengan uang yang diperolehnya dari usahanya sendiri.

9.      Selalu berpakaian rapi dan memelihara kebersihan badan.

10.  Keagamaan (sesuai dengan agama masing-masing)

a)      Untuk Siaga yang beragama Islam
                Dapat mengucap Kalimat Syahadat
                Dapat mengucap Surat Al-Fatikhah
b)      Untuk Siaga yang beragama Katolik:
Dapat membuat tanda salib
Dapat mengucap do’a harian
Dapat menyanyikan 3 buah lagu Gereja
c)      Untuk Siaga yang beragama Protestan:
Hafal Yahya 3:1
Dapat berdoa sederhana
d)     Untuk Siaga yang beragama Hindu:
Mengetahui nama agama yang dianutnya
Mengetahui tentang cara dan alat-alat yang dipersembahyangan agama Hindu.
e)      Untuk Siaga yang beragama Budha
Mengetahui nama agama yang dianutnya
Hafal “Trisarana”.

2.  Bantu

Siaga bantu mengkiaskan tingkatan kecakapan siaga yang dapat membantu pekerjaan-pekerjaan tertentu. Untuk mencapai tingkat Siaga Bantu, seorang Pramuka Siaga Mula harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.      Rajin dan giat mengikuti latihan Perindukan sebagai Siaga Mula, sekurang-kurangnya10 kali latihan.
2.      Bersungguh-sungguh mengamalkan Dwi Darma dan Dwi Satya.
3.      Tahu arti lambang Gerakan Pramuka
4.      Dapat memelihara bendera kebangsaan Indonesia. 
5.      Tahu nama Negara, Ibukota Negara, Kepala Negara Republik Indonesia.
6.      Hafal Pancasila.
7.      Tahu nama dan alamat Kepala Desa dan beberapa tokoh masyarakat lain di sekitar tempat tinggalnya.
8.      Dapat membaca jam.
9.      Dapat menunjuk sedikitnya 4 mata angin\
10.  Dapat menjalankan latihan-latihan keseimbangan 
11.  Dapat melempar dan menerima lemparan bola dengan tangan kanan dan kiri.
12.  Dapat membuat dan menggunakan simpul mati, simpul anyam, dan simpul pangkal.
13.  Memiliki buku Tabanas, Buku Tabungan Pramuka, atau Buku Tabungan Pelajar dan sudah menabung uang secara teratur dalam buku tabungan itu selama sekurang-kurangnya 8 minggu sejak menjadi Siaga Mula.
14.  Setia membayar uang iuran kepada Gugus depannya, sedapat-dapatnya dengan uang yang diperolehnya dari usahanya sendiri.
15.  Memelihara sedikitnya satu macam tanaman berguna atau sedikitnya satu jenis binatang ternak, selama kira-kira 2 bulan.
16.  Memelihara kebersihan salah satu ruangan di rumahnya, di sekolahnya, di tempat ibadat, atau di tempat lain.
17.  Dapat mencuci dan melipat pakaiannya sendiri.
18.  Keagamaan (sesuai dengan agama masing-masing)

Untuk Siaga yang beragama Islam:
Dapat menyebut Rukun Iman
Dapat menyebut Rukun Islam 

Untuk Siaga yang beragama Katolik:
Tahu Syahadat Katholik, do’a pagi, dan do’a malam
Mengetahui riwayat hidup salah satu orang suci Katolik
Dapat menyanyikan lagu-lagu Natal

Untuk Siaga yang beragama Protestan :
Dapat menyanyikan 3 nyanyian Kristen
Hafal do’a Bapa Kami
Tahu sebuah hikayat dari Al Kitab

Untuk Siaga yang beragama Hindu:
Dapat menyebut tujuan hidup agama Hindu

Untuk Siaga yang beragama Budha :
Telah melakukan kebaktian agama Budha, baik sendiri maupun bersama-sama.
3.   Tata
      Siaga tata mengkiaskan tingkat kecakapan siaga suadah di ikut sertakan untuk menata karya kesiagaan. Siaga Tata adalah tingkatan ketiga atau terakhir dalam Syarat-syarat Kecakapan Umum satuan Pramuka Siaga setelah Siaga Mula dan Siaga Bantu. Pramuka Siaga yang telah menyelesaikan SKU Siaga Tata dapat mengikuti Pramuka Garuda untuk golongan Pramuka Siaga.
Untuk mencapai tingkat Siaga Tata, seorang Pramuka Siaga Bantu harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 
1.      Rajin dan giat mengikuti latihan Perindukan sebagai Siaga Bantu, sekurang-kurangnya 10 kali latihan.
2.      Dapat memperlihatkan cara mengibarkan dan menurunkan bendera kebangsaan Indonesia dalam upacara.
3.      Tahu beberapa hari raya Nasional dan nama beberapa orang Pahlawan Nasional.
4.      Tahu sejarah lagu kebangsaan Indonesia Raya.
5.      Tahu arti lambang Negara Republik Indonesia.
6.      Tahu nama negara-negara tetangga dan bendera kebangsaannya.
7.      Untuk Puteri: Dapat memasang buah baju dan menyalakan api
8.      Untuk putera: Dapat membuat dua macam hasta karya dengan macam bahan yang berbeda.
9.      Dapat menyampaikan berita secara lisan.
10.  Dapat mengumpulkan keterangan untuk memperoleh pertolongan pertama pada kecelakaan, dan dapat melaporkannya kepada dokter, rumah sakit, pamong praja, polisi, dan keluarga korban.
11.  Tahu bahan makanan yang bernilai gizi.
12.  Melakukan salah satu cabang olahraga atletik atau salah satu cabang olahraga renang.
13.  Tahu beberapa macam penyakit menular.
14.  Memelihara kebersihan salah satu ruangan di rumahnya, di sekolahnya, di tempat ibadat, atau di tempat lain.
15.  Dapat menyajikan satu macam kegiatan seni budaya.
16.  Tahu adat sopan santun pergaulan Indonesia.
17.  Hemat dan cermat dengan segala miliknya.
18.  Memiliki buku Tabanas, Buku Tabungan Pramuka, atau Buku Tabungan Pelajar dan sudah menabung uang secara teratur dalam buku tabungan itu selama sekurang-kurangnya 8 minggu sejak menjadi Siaga Bantu dan seluruhnya atau sebagian daripada uang itu diperolehnya dari usahanya sendiri.
19.  Setia membayar uang iuran kepada Gugusdepannya, dengan uang yang seluruhnya atau sebagian diperolehnya dari usahanya sendiri.
20.  Memiliki sedikitnya satu Tanda Kecakapan Khusus.  
21.  Keagamaan (sesuai dengan agama masing-masing

Untuk Siaga yang beragama Islam:
Melakukan Salat.
Dapat mengucap do’a-do’a harian.

Untuk Siaga yang beragama Katolik
Tahu do’a Iman, do’a Harapan, do’a Cinta Kasih, dan do’a Tobat.
Mengikuti Missa Kudus, dan tahu arti konsekrasi
Mengenal nama Pastor Paroko dan nama Uskup setempat

Untuk Siaga yang beragama Protestan
Hafal Lukas 10 : 27 (Hukum Kasih)
Dapat mengucap dan mempergunakan do’a sederhana pada kesempatan tertentu.
Mengikuti Sekolah Minggu, atau Asuhan Rohani di sekolah.

Untuk Siaga yang beragama Hindu:
Hafal "Tri Rina" dan nama empat buah Kitab Suci Hindu yang pokok.

Untuk Siaga yang beragama Budha :
Hafal Parita wajib : "Parita Pancasila" dan "Parita Puja".



2.5 Tanda Kecakapan Umum
       TKU untuk Siaga berbentuk sebuah janur atau disebut mancungyakni bunga pohon kelapa yang baru tumbuh.Kelopak bunga diletakkan miring, menggambarkan bunga kelapa yang selalu memperlihatkan sudut miring terhadap batang pohonnya, mengibaratkan keterikatan Pramuka Siaga dengan keluarga dan orang tuanya. Kelopak bunga kelapa yang mulai merekah, menggambarkan pertumbuhan tanaman, mengibaratkan Pramuka Siaga yang sedang tumbuh menjadi tunas calon bangsa. 

2.6  Tanda kecakapan Khusus
      Selain kecakapan umum Siaga dipersilahkan untuk mengambil kecakapan khusus yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Secara umum Syarat Kecakapan Khusus ada tingkatan yakni tingkat:
1.      Purwa
2.      Madya
3.      Utama

        Tanda Kecakapan Khusus (TKK) Pramuka Siaga berbentuksegitiga sama sisi dengan panjang masing-masing sisi 3 cm dan tingginya 2 cm. TKK dapat dipasang di lengan baju sebelah kanan membentuk setengah lingkaran di sekeliling tanda Kwarda dengan puncak menghadap ke bawah sebanyak 5 buah.


2.7  Kegiatan Pramuka Siaga
        Kegiatan atau pertemuan yang dikhususkan bagi anggota pramuka siaga adalah pesta siaga. Pesta Siaga merupakan pertemuan pramuka Siaga dalam bentuk perkemahan besar selama satu hari (tanpa menginap) dengan berbagai  kegiatan seperti: Permainan Bersama (kegiatan keterampilan kepramukaan yang dikemas dengan permainan), Pameran Siaga, Pasar Siaga (simulasi situasi di pasar yang diperankan oleh Pramuka Siaga), Darmawisata, Pentas Seni Budaya, Karnaval, dll. Pesta Siaga dapat dilaksanakan di tingkat kordinator desa, kwartir ranting, kwartir cabang, korwil (beberapa kwartir cabang yang berdekatan), dan kwartir daerah.

2.8 Upacara pembukaan dan penutupan latihan perindukan siaga
       Upacara pembukaan latihan perindukan siaga :
1.      Pemeriksaan kebersihan dan kerapihan anggota
2.      Memilih barung terbaik untuk memimpin upacara
3.      Barung terbaik menyiapkan perlengkapan upacara
4.      Pemimpin Upacara memanggil anggota perindukan, untuk membantuk lingkaran besar mengelilingi standar bendera
5.      Pembina Upacara ( Pembina Siaga) dijemput oleh Pemimpin Upacara dan mengambil tempat ditengah lingkaran menghadap standar bendera dan pintu upacara
6.      Para Pembantu Pembina Siaga masuk lingkaran Upacara
7.      Pemimpin Upacara mengambil bendera untuk dikibarkan
8.      Pada waktu bendera sampai di pintu upacara, semua anggota perindukan memberi hormat hingga selesai
9.      Pembina upacara (pembina Siaga) membaca Pancasila ditirukan oleh semua anggota
10.  Pemimpin Upacara membaca Dwidarma diikuti oleh semua anggota Perindukan
11.  Pemimpin Upacara kembali ke barungnya
12.  Pembina Upacara ( pembina Siaga) mengumumkan hal-hal yang perlu diketahui oleh anggota perindukan
13.  Pembina Upacara ( pembina Siaga) mengucapkan doa yang diikuti oleh anggota perindukan

Upacara penutupan latihan perindukan siaga :
1.      Barung terbaik menyiapkan perlengkapan Upacara
2.      Pemimpin Upacara memanggil anggota perindukan untuk membentuk lingkaran besar mengelilingi standar bendera
3.      Pembina Upacara ( Pembina Siaga) dijemput oleh Pemimpin Upacara dan mengambil tempat ditengah lingkaran menghadap bendera dan pintu upacara
4.      Para Pembantu Pembina Siaga masuk Lingkaran upacara
5.      Pemimpin Upacara mengambil tempat di dekat bendera berhadapan dengan pembina siaga Pembina Upacara memberi hormat kepada Sang Merah Putih, kemudian membawanya keluar tempat upacara (tidak balik kanan) 2) Pada waktu Sang Merah Putih dibawa keluar, semua anggota perindukan memberi hormat sampai di pintu upacara 3) Pemimpin Upacara menggulung dan meletakkan bendera ditempat yang ditentukan, kemudian kembali ke barungnya
6.      Pengumuman dan Pesan Pembina Siaga
7.      Pembina Upacara ( Pembina Siaga) mengucapkan doa diikuti oleh anggota perindukan Barisan dibubarkan, anggota perindukan minta diri kepada para Pembina dengan bersalaman

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
      Siaga adalah sebutan bagi anggota Pramuka yang berumur 7-10 tahun. Disebut Pramuka Siaga karena sesuai dengan kiasan masa perjuangan bangsa Indonesia, yaitu ketika rakyat Indonesia meyiagakan dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan berdirinya Boedi Oetomo pada tahun 1908 sebagai tonggak awal perjuangan bangsa Indonesia. Satuan Satuan terkecil dalam Pramuka Siaga disebut Barungdan satuan-satuan dari beberapa barung disebut Perindukan.Dalam Pramuka Siaga ada tiga tingkat, yaitu:mula,bantu,tata
     Setiap anggota Barung yang telah menyelesaikan SKU ( Syarat Kecakapan Umum ) berhak mengenakan TKU ( Tanda Kecakapan Umum ) sesuai tingkatannya  yang dikenakan pada lengan baju sebelah kiri dibawah tanda barung berwarna dasar hijau. TKU untuk Siaga berbentuk sebuah janur atau disebut mancung yakni bunga pohon kelapa yang baru tumbuh.
3.2 Saran
Saran yang dapat diambil dari pembahasan ini adalah :
      1. Selalu mengamalkan kepramukaan dikeluarga, sekolah, dan masyarakat
      mengingat pentingnya
Pramuka demi menbangun karakter bangsa.
      2.    Seharusnya untuk Pemerintah lebih memperhatikan lagi dan mensuport
     
adanya pramuka.
      3.    Pengajar atau guru harus giat memperluas pengetahuan tentang Pramuka serta
      meciptakan suasana yang tidak membosankan dalam proses mengajar.



DAFTAR PUSTAKA
Kwarnas. (t.thn.). Dipetik oktober 11, 2016, dari Gerakan Pramuka: http://pramuka.or.id/siaga-2/
yosephine, s. (2015, september). TINGKATAN PRAMUKA. Dipetik oktober 11, 2016, dari halamanpramuka: http://halamanpramuka.blogspot.co.id/p/tingkatan-pramuka.html
yulianingsih, n. k. (2014, april 09). KESIAGAAN PRAMUKA. Dipetik oktober 11, 2016, dari nikadekyuli: http://nikadekyuli.blogspot.co.id/2014/04/pramuka-siaga.html

1 komentar:

  1. mohon ma'af dan izin, sy sdh mengambil contoh makalah ini utk referensi.trmksh.

    BalasHapus